Saturday, December 28, 2013

Resolusi ; janji pada diri sendiri yang harus ditepati

gambar diambil dari kbsdrama.blogspot.com

Menjelang tahun baru, trending status yang di posting adalah tentang Resolusi atau bisa juga disebut sebagai ketetapan. Semua orang ramai-ramai membuatnya, menuliskannya. Yang konsisten dan serius, menulisnya di buku harian atau agendanya, memfollow up dan memonitor untuk meyakinkan bahwa sepanjang tahun itu dia akan melakukan apa yang dia tulis.

Sebenarnya kenapa sih kita harus punya resolusi?
Jangan sampai kita hanya mengikuti trend, supaya dibilang keren, karena sesungguhnya memiliki resolusi atau ketetapan diri adalah bukti kesungguhan kita memperbaiki diri sendiri. Resolusi itu janji pada diri sendiri yang harus ditepati.

Semua orang tentu punya target dalam hidupnya, bohong kalau pernah bilang hidup saja seperti air mengalir, yang mungkin punya pendapat seperti itu kebanyakan hidupnya ya cuma segitu-gitu aja, baik banget juga enggak, kaya banget juga enggak, pinter banget juga enggak, hidup itu jadinya cuma setengah-setengah, nggak pernah kemana-mana. Dan sesungguhnya hidup itu gak se-lancar air mengalir, karena adakalanya kita perlu melawan arus. Buktinya? Ada saat-saat kita lagi pengen males padahal ada target tulisan yang harus diposting, ada buku yang wajib kita baca, ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan dan sebagainya. Lalu kita `memaksa` diri agar dapat menyelesaikannya, itulah sebenarnya yang disebut sebagai melawan arus. Waktu atasan kamu bilang kalau kamu tidak akan bisa menyelesaikan tugas itu tepat waktu, tentu ada perasaan merasa tertantang untuk segera menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya, kan?

Untuk kamu yang merasa tahun ini biasa-biasa saja, cobalah untuk membuat dan menuliskan target dan keinginan kamu. Bahkan yang paling sederhana sekalipun. Tak perlu malu ditertawakan teman, memangnya dia yang mengatur hidup kamu? Memangnya dia yang tahu apa yang terbaik untuk kamu? Teman yang baik pasti mendukung atau minimal memberikan masukan kalau dirasa target hidup kamu kurang realistis, tapi tetap yakinlah dengan apa yang kamu inginkan.

Tulis saja yang simple, misalnya, aku pengen punya android baru tahun ini, merknya A harga sekian. Aku pengennya bisa tercapai bulan Mei, misalnya. Tulis resolusi, kapan tercapai dan bagaimana mencapainya dengan detil. ( kalau ndak siap mental ditertawakan teman, jangan diposting di sosial media ya…Allah aja nggak bakalan ngetawain kamu kok, jadi tenang aja, tulis di buku atau note hape kamu ). Baca setiap saat untuk memastikan apakah kamu telah berada dan masih berada di jalur yang sama dan konsisten. Kalau belum tercapai sesuai target waktu yang kamu tentukan, periksa lagi apakah yang telah kamu lakukan benar? mencatat resolusi kamu juga memberikan kamu kesempatan untuk me-review dan memperbaiki kesalahan.

Selamat membuat resolusi teman, dan ingatlah..tepati janji yang telah kamu buat. Kalau menepati janji pada diri sendiri saja sering kamu abaikan, bagaimana bila berjanji dengan orang lain?

Selamat menyongsong fajar pagi 2014…dan percayalah..Tuhan akan selalu bersama orang-orang yang istiqomah dan konsisten.





Saturday, December 21, 2013

Resolusiku Menjadi Luar Biasa di tahun 2014, 3 E ; Energy, Enthusiasm, Empathy


Tahun 2013 adalah tahun yang cukup berat untukku.  Keluarga yang lebih membutuhkan perhatian. Pekerjaan juga menuntutku untuk lebih fokus hingga membuatku meninggalkan bisnis online yang sudah aku rintis 3 tahun lalu dan impian yang belum juga tergapai, menjadi penulis. Tidak bisa kuraih semuanya, harus ada yang kukorbankan. Maka atas saran orang terdekat, di sisa waktu yang ada kugunakan untuk belajar, membaca dan lebih banyak menulis. Bisnis online kuserahkan kepada seorang teman yang bisa kupercaya. Bagaimanapun bisnis online akan tetap jadi tabungan aktifitas dan finansial setelah masa kerja berakhir.
Namun kuyakin tahun 2014 mendatang adalah tahun perubahan menuju ke arah yang lebih baik. Betapapun baik atau buruk situasi, perubahan akan datang.Tak masalah seberapa buruk apa yang kurasakan, aku akan segera bangkit, berubah dan akan kutunjukkan kalau aku bisa. Prioritas dalam hidup ternyata sangat penting, karena kita bukan manusia serba bisa.
Hidup dalam 3 E. Energy ( Energi ), Enthusiasm ( Antusiasme ) dan Empathy ( Empati ). Itu jurusku meraih impianku.

Energi
Aku menyadari kadang-kadang masih membuang energi untuk melakukan hal-hal yang tidak perlu atau sering tidak berkaitan. Aku tahu aku  tidak mungkin mengerjakan semuanya sendirian, maka aku perlu membuat skala prioritas, berani melepaskan apa yang tak kubutuhkan. Maka kini dengan energi baru yang berlimpah aku kembali melesat mencoba meraih impianku. 
Jangan pula menghabiskan waktu berharga untuk gosip atau membicarakan sesuatu yang tidak berguna. Simpan dan gunakan energi untuk hal-hal yang bermanfaat, hasilkan sesuatu dan selalu berpikir positif. Penuhi hidup dengan energi positif dan attitude yang baik.

Enthusiasm ( Antusiasme )
Antusiasme. Aku percaya, gairah, passion, antusiasme akan menuntunku menuju hasil akhir seperti yang kuharapkan. Seperti yang dikatakan oleh Paulo Coelho dalam bukunya The Pilgrimate ; Enthusiasm is the force  that leads us to the final victory. Selalu dalam mencapai impian, semangat dan keyakinan yang akan membawa kita menuju tujuan. Tanpanya, setiap kali mengalami kebuntuan dan kegagalan maka kita akan mudah jatuh dan cepat melupakan impian. Ada pelajaran berharga dalam setiap kegagalan, karena itulah aku tetap bersemangat.

Empathy ( Empati )
Orang yang sedang mengejar impian, pasti sering hanya berfokus pada dirinya sendiri dan jarang memikirkan orang lain. Maka di tahun 2014 nanti aku harus berubah. Kadang-kadang karena kesibukan bekerja dan mengurus keluarga, aku jarang berinteraksi dengan kerabat dan teman bahkan hanya sekedar menelpon atau berkunjung ke rumah yang bersangkutan. Padahal disebutkan bahwa bersilahturahmi bisa memperpanjang usia dan memperbanyak rejeki. Selain bersilahturahmi aku juga harus lebih banyak berbagi dengan sesama, dengan orang-orang yang membutuhkan. Sedekah, selain membersihkan harta juga menunjukkan kepedulian kita dengan kesulitan orang lain, membuat kita senantiasa bersyukur bahwa Tuhan masih memberikan kita kelebihan, dan maksud kita diberikan kelebihan adalah agar kita dapat berbagi.

Semoga Tuhan mencatat resolusiku ini dan mengabulkannya. Aamiin…





Malam telah larut, tiba-tiba saja seorang teman di LN yang selama ini setia menemani saya menulis di malam hari mengirimkan pesan melalui wahtsapp. Untaian kata-kata yang membuat saya...tertawa ngakak sekaligus juga.. mikir.
“It is hard to be a woman..You must think like a man. Act like a lady. Look like a young girl. Work like a horse.”
Menjelang hari Ibu, saya jadi berpikir tentang almarhumah ibu. Saya memang tak mengenalnya lama, karena beliau telah meninggal dunia sejak saya berusia 2 tahun. Bagaimana saya mengenang hari Ibu ini? Dan teman saya menjawab kegalauan hati saya. Dengan mengingatkan bahwa saya adalah perempuan dan seorang Ibu.
Betapa susahnya menjadi perempuan, makhluk yang lemah lembut yang seharusnya menggunakan 90% perasaan dan 10% logika, dipaksa berpikir seperti laki-laki yang 100% mengandalkan logika dan pemikiran. Tentu sering terjadi pergolakan di hati, walau dalam beberapa hal, logika lah yang sering menyelamatkan perempuan dari marabahaya dan fitnah. Sebagai perempuan yang mandiri karena sejak kecil harus hidup sendirian bersama satu-satunya kakak.
Kakaklah yang mengajari saya untuk menjadi *separuh perempuan separuh laki-laki* tidak hanya harus berpikir logis namun bisa menjaga diri. Think like I`m a man, berpikir seperti laki-laki.
Act like a lady. Dan mulailah paradoks dalam hidup saya. Berpikir seperti laki-laki namun kadang-kadang harus tampil manis seperti seorang lady. Padahal sehari-hari pakai jeans dan sepatu kets, giliran kondangan harus bergaun dan ber high heel. Tidak boleh berkata keras apalagi jorok. Di kantor karena saya adalah perempuan yang tersasar di team work yang kebanyakan personelnya laki-laki maka kebiasaan ngomong keras, cadas dan kasar hampir jadi kebiasaan. Sementara kalau bertemu anak atau suami, temperamen harus sudah di turunkan.
Look like a young girl? hhmmm..semua perempuan pasti pengen terlihat awet muda termasuk juga saya hehehe…Alih-alih memakai kosmetik mahal demi tampak awet muda, saya lebih memilih gaya hidup sehat. Hasilnya? Bisa dilihat di foto hehehe..Usia saya sudah 36 tahun, namun masih ada saja yang menganggap saya dibawah 30 tahun. Selain gaya hidup sehat, juga saya selalu berusaha berpikir positif dan gembira walau seberat apapun beban hidup. Berat? Mungkin iya..tapi hidup tetap harus dijalani.
Work like a horse…hehehe kerja seperti kuda. Karena terbiasa hidup susah, saya jadi workaholic, gila kerja. Terbiasa dengan deadline karena sudah jadi redaktur mading sejak SMP dan ini cukup membantu saya menghadapi deadline kerja di kantor.
Kini, sebagai ibu rumah tangga dengan satu anak yang hyperaktifnya minta ampun, ditambah bekerja dan sering harus mengurus rumah sendiri ketika pembantu abstain, lengkap sudah gelar *bekerja seperti kuda*
Kata seorang ulama perempuan, menjadi ibu adalah pekerjaan yang sangat mulia. Apapun yang dia lakukan selalu bernilai ibadah, bahkan ketika hanya membuatkan teh atau kopi untuk suami. Ibu, juga sebuah profesi yang kompleks yang pertanggungjawabannya mungkin tidak ditanyakan kini saat di dunia, namun juga di akhirat.
Maka, menjelang peringatan Hari Ibu tahun ini, saya mencoba introspeksi diri. Sesusah apapun jadi perempuan, jalani saja karena sudah di tetapkan. Toh, jadi lelaki juga tidak semudah yang kita sangka. Seberat apapun menjadi Ibu, nikmati saja, karena masih banyak perempuan jomblo yang mendambakan ladang pahala menjadi seorang ibu.

Salam




Saturday, December 7, 2013

Mengenang Nelson Mandela ( favorit Quotes )


Nelson Mandela dilahirkan di Mvezo Afrika Selatan pada tanggal 18 Juli 1918 dan meninggal di Johannesburg Afrika Selatan pada tanggal 5 Desember 2013 dalam usia 95 tahun. Nelson Mandela merupakan seorang  revolusioner anti apartheid, seorang politikus sekaligus Presiden Afrika Selatan sejak tahun 1994 hingga tahun 1999.
Ia merupakan orang Afrika Selatan dan orang berkulit hitam pertama yang memegang jabatan tersebut. Ia adalah presiden Afrika pertama yang dipilih melalui keterwakilan penuh dalam sebuah pemilu multitras.
Pemerintahannya mempunyai fokus menghapuskan pengaruh apartheid dengan menghapus rasisme, kemiskinan dan kesenjangan serta mendorong rekonsiliasi rasial.
Sebagai seorang nasionalis Afrika dan sosialis demokratik, ia juga menjabat sebagai Presiden Kongress Nasional Afrika ( ANC ) sejak tahun 1991 hingga 1997. Selain itu Nelson Mandela juga pernah menjadi Sekretaris Jenderal Gerakan Non Blok pada tahun 1998 hingga tahun 1999
Nelson Mandela terlahir dari kerajaan Thembu dan terlahir dari keluarga kerajaan Thembu dan bersuku Xhosa, Mandela belajar hukum di Fort Hare University dan University of Witwatersrand. Ketika menetap di Johannesburg, ia terlibat dalam politik anti-kolonial, bergabung dengan ANC, dan menjadi anggota pendiri Liga Pemuda ANC. Setelah kaum nasionalis Afrikaner dari Partai Nasional berkuasa tahun 1948 dan menerapkan kebijakan apartheid, popularitas Mandela melejit di Defiance Campaign ANC tahun 1952, terpilih menjadi Presiden ANC Transvaal, dan menghadiri Congress of the People tahun 1955. Sebagai pengacara, ia berulang kali ditahan karena melakukan aktivitas menghasut dan, sebagai ketua ANC, diadili di Pengadilan Pengkhianatan pada 1956 sampai 1961, namun akhirnya divonis tidak bersalah. Meski awalnya berunjuk rasa tanpa kekerasan, ia dan Partai Komunis Afrika Selatan mendirikan militan Umkhonto we Sizwe (MK) tahun 1961 dan memimpin kampanye pengeboman terhadap target-target pemerintahan. Pada 1962, ia ditahan dan dituduh melakukan sabotase dan bersekongkol menggulingkan pemerintahan, dan dihukum penjara seumur hidup di Pengadilan Rivonia.
Mandela menjalani masa kurungan 27 tahun, pertama di Pulau Robben, kemudian di Penjara Pollsmoor dan Penjara Victor Verster. Kampanye internasional yang menuntut pembebasannya membuat Mandela dibebaskan tahun 1990. Setelah menjadi Presiden ANC, Mandela menerbitkan otobiografi dan bernegosiasi dengan Presiden F.W. de Klerk untuk menghapuskan apartheid dan melaksanakan pemilu multiras tahun 1994 yang kelak dimenangkan ANC. Ia terpilih sebagai Presiden dan membentuk Pemerintahan Persatuan Nasional. Selaku Presiden, ia menyusun konstitusi baru dan membentuk Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi untuk menyelidiki pelanggaran-pelanggaran HAM sebelumnya. Ia juga memperkenalkan kebijakan reformasi lahan, pemberantasan kemiskinan, dan perluasan cakupan layanan kesehatan. Di luar negeri, ia bertindak sebagai mediator antara Libya dan Britania Raya dalam pengadilan pengeboman Pan Am Penerbangan 103 dan mengawasi intervensi militer di Lesotho. Ia menolak mencalonkan diri untuk kedua kalinya dan digantikan oleh wakilnya, Thabo Mbeki. Ia kemudian menjadi negarawan ulung yang berfokus pada aktivitas amal demi memberantas kemiskinan dan HIV/AIDS melalui Nelson Mandela Foundation.

Kontroversial nyaris sepanjang hayatnya, para kritikus sayap kanan menyebut Mandela teroris dan simpatisan komunis. Meski begitu, ia memperoleh pengakuan internasional atas sikap anti-kolonial dan anti-apartheidnya, menerima lebih dari 250 penghargaan, termasuk Hadiah Perdamaian Nobel 1993, Medali Kebebasan PresidenAmerika Serikat, dan Order of Lenin dari Uni Soviet. Ia sangat dihormati di Afrika Selatan dan lebih dikenal dengan nama klan Xhosa-nya, Madiba atau tata. Nelson Mandela sering dijuluki "bapak bangsa". 

RIP Mister Mandela, salah satu tokoh dunia yang pernah menginspirasi saya.


Pendidikan adalah aset, pendidikan adalah senjata utama, bila kamu ingin mengubah dunia. Jadilah sosok cerdas yang dapat menginspirasi orang-orang di sekitar kita bahkan seluruh dunia, melalui pendidikan, yang tidak melulu hanya kemampuan akademis namun juga attitude, sikap diri, moral dan kepribadian.


Kesuksesan adalah sebuah perjalanan,nikmati prosesnya. Mungkin dalam perjalanan meraihnya, kegagalan, kendala, kesulitan dan cercaan akan kita alami, Namun seberapa cepat kita mampu bangkit dan berjalan lagi, itulah yang terpenting.



Buatlah perbedaan dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi kehidupan orang lain dan diri sendiri.

Sumber : wikipedia

Sastra, Inspirasi lewat cerita

Saya suka membaca karya sastra sejak saya masih SD, buku pertama yang saya baca adalah Keluarga Cemara karya Arswendo Atmowiloto di perpustakaan sekolah. Mungkin karena merasa cerita itu cocok dengan suasana hati seorang anak kecil yang galau, saya jadi keranjingan baca buku cerita. Tentu tidak mudah bagi seorang anak yatim piatu seperti saya menghadapi hidup, merasa minder dan tidak percaya diri, merasa ditinggalkan hanya karena tidak sama dengan teman-teman lain yang orang tuanya masih lengkap. Saya mengagumi tokoh Abah sebagai ayah yang baik, Emak sebagai ibu yang bijak dan anak-anak ; Ara Agil, dan Euis yang walau dalam kondisi serba terbatas tetap dapat menjalani masa kecil dengan optimis dan bahagia. Buku inilah yang menginpsirasi saya untuk menjadi kuat dan semangat.

Kelas 4 SD saya menemukan sebuah buku yang asyik, Atheis karya Achdiat Karta Mihardja. Buku ini mungkin terlalu berat untuk anak kecil ya? tapi nggak tau kenapa saya enjoy saja membaca ceritanya. Mungkin karena bahasanya yang sederhana dan mudah saya pahami. Buku ini bercerita tentang kegoncangan jiwa seorang pemuda yang sebelumnya sangat taat beragama namun karena keluguannya ia terpengaruh pemikiran kaum materialistis/falsafah kebendaan sehingga ia kehilangan keyakinannya kepada Tuhan dan mulai meninggalkan norma-norma agama.
Selain itu saya juga suka membaca sastra jawa ( walau pakai bahasa Indonesia hehehe ), cerita tentang Ken Arok, Pranacitra dan Roro Mendut ( Romeo and Julietnya Indonesia ), kisah raja-raja majapahit dan lain-lain.
Setiap pulang sekolah, selain buku-buku dari perpustakaan sekolah, saya juga rajin menyambangi persewaan buku dan demi semua itu saya rela menyisihkan sebagian uang jajan yang tidak banyak. Seringkali malah saya gunakan semua untuk menyewa buku atau majalah. Saya lebih memilih makan di rumah ketimbang jajan.

Menginjak usia SMP, ketika teman sebaya sibuk up to date informasi selebritis lewat majalah-majalah remaja, saya sudah membaca novel-novel Sidney Sheldon, tak ketinggalan kisah-kisah detektif Sherlock Holmes dan lain-lain.
Dan saat kuliah,karena belajar budaya Jepang, saya melahap buku-buku karya sastra Jepang yang terkenal rumit jalan ceritanya ( termasuk komiknya ), favorit saya adalah puisi tradisional jepang haiku dan waka.

Buat saya inspirasi hidup itu bisa diperoleh dari membaca cerita dan karya sastra, belajar dari pengalaman orang lain lewat tulisan-tulisannya. 
Dalam wikipedia disebutkan, sastra dalam bahasa sansekerta berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar *sas* yang berarti instruksi atau ajaran. Dalam bahasa Indonesia kata ini bisa digunakan untuk merujuk kepada kesusastraan atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Saya mungkin tidak terlalu hafal babakan sastra, penggolongan sastra, tahun sebuah buku bagus diterbitkan ataupun teori sastra secara mendalam. Yang penting buat saya esensi dan isi dari sebuah karya, apakah dia bisa disebut menginspirasi dan menggerakan orang lain untuk berbuat sesuatu terutama menuju kebaikan atau tidak. Karya sastra yang baik buat saya tidak harus menggunakan bahasa yang rumit, menukik, makna kata diplintir-plintir agar menjadi bermakna ganda yang membingungkan pembaca awam, karena saya yakin sebuah karya ditulis agar dapat dibaca dan dipahami oleh semua orang dengan latar pendidikan yang beragam. Lebih jauh lagi, sebuah karya sastra adalah inspirasi yang dituangkan lewat cerita.

Saya mungkin hanya sekedar penikmat sastra sekaligus bisa menulis sedikit.


Ketika anakku di bully di sekolah

Little Spiderman

Sebagai ibu pekerja, saya memiliki sedikit kesulitan untuk bisa memantau kegiatan anak di sekolah. Walau tetap, saya harus rela kadang-kadang bolos kerja atau terlambat ke kantor demi anak. Kadang sedih juga, baru bisa main dan ketemu anak setelah jam kerja atau saat libur akhir pekan. Seringkali saya harus menahan lelah demi bisa bermain atau mengajarinya sesuatu sepulang kerja.
Kata seorang ulama perempuan, anak yang diasuh pembokat bisa jadi punya mental pembokat. Wew..jadi ngeri. Untungnya pembantu saya baik, agamanya bagus, cukup berumur dan mengajari anak saya mengaji. Biarpun begitu, cita-cita saya untuk berhenti bekerja dan mengasuh anak masih tetap ada. Semoga, tidak lama lagi.
Hampir sebulan, anak saya mogok sekolah. Masih TK sebenarnya, jadi kadang-kadang saya bebaskan ia untuk bolos atau terlambat kalau sedang tidak mood. Namun lama kelamaan, kok jadi berhari-hari mogok sekolahnya. Kalau saya tanya apakah hari ini dia sekolah atau tidak, jawabnya selalu tidak dengan aneka alasan, mulai sakit ( tapi badannnya ndak panas tuh ), bosan, capek, malas dan sebagainya.
Saya mencoba mendatangi sekolahnya berbicara dengan guru bahkan kepala sekolahnya, memperhatikan suasana kelas, nampaknya segalanya normal saja. Ada apa dengan anak saya? Berbagai buku tentang perkembangan anak saya baca, googling dan menemukan blog parenting, mendengarkan saran beberapa teman, namun saya tidak menemukan solusi menghadapi anak saya yang hyperaktif, malas belajar dan cederung memberontak. Padahal kalau moodnya lagi baik, belajar apapun dia mau. Apakah ini bentuk protes dia kepada ibunya yang sibuk bekerja? Yang paling dia sukai adalah menggambar, dan sungguh mengejutkan, dia bisa menulis huruf kanji Jepang padahal saya tidak pernah mengajarinya. Tokoh idolanya? NARUTO dan SPIDERMAN.
Saya tahu di kelasnya ada anak yang terkenal sangat nakal dan badannya lebih besar dari anak saya. Kadang-kadang kalau main ke rumah, saya perhatikan dia memang cenderung mengganggu, namun anak saya nampak enjoy bermain dengannya.
Satu hari saya memutuskan untuk ijin terlambat masuk kerja, si kecil mogok masuk sekolah karena hari itu ada ulangan ( sebenarnya saya terkejut, anak TK kok ada ulangan? )
Untungnya, gurunya mengijinkan saya memantau di dalam kelas. Awalnya sih anak saya mogok tidak mau menulis ( padahal sebenarnya dia bisa ), lama-kelamaan dia mencair dan mau menulis. Saya perhatikan seorang anak perempuan berusaha mendekati anak saya dan memberikan semangat untuk bisa mengerjakan, kalau anak saya kesulitan menulis dia yang mengajari. Saya tersenyum, ternyata anak saya “haus” perhatian. Dalam hati saya merasa bersalah. Saya kok tidak bisa sesabar gadis kecil ini ya? Namanya Intan.
Intan juga bercerita kepada saya bahwa anak saya Awan, sering di “nakalin “ ( bully ), oleh si jagoan kelas, anak paling besar. Tidak hanya dipukul, namun mainan atau barangnya di rebut dan sering membuat keributan. Dia tidak akan berhenti mengganggu anak saya hingga menangis. Dan Intan lah yang seringkali membelanya. Mungkin karena hal ini Awan tidak mau sekolah namun enggan menceritakan yang sebenarnya kepada saya.
Di bully di sekolah. Sepertinya mengerikan sekali, sama mengerikan dengan di bully di pasar oleh preman. Lalu dimana fungsi guru yang sebenarnya? Mereka tidak hanya punya kewajiban mengajarkan calistung, namun sangat penting mengajarkan attitude, sikap diri dan moral kepada anak. Guru seakan dikejar target kurikulum dan saya sangat tidak setuju, anak seusia itu ditekan sedemikian rupa. Seharusnya usia TK adalah usia bermain sambil belajar, bukan belajarnya yang ditekankan , namun bermainnya.
Menyedihkan sekali bila para guru hanya peduli pada kemampuan akademis namun mengabaikan pendidikan karakter. Mengabaikan “sinyal” apakah seorang anak mendapat masalah atau tidak dalam belajarnya.
Saya jadi ingat cerita masa kecil saya. Waktu SD saya punya teman dekat seorang anak laki-laki. Dia tidak disukai anak lain karena nakal. Ternyata hanya kepada saya dia tidak nakal dan dia bisa berbicara apapun yang dia mau, saya selalu mendengarkan ceritanya. Maka dari mulut seorang anak kelas 4 SD, meluncurlah cerita ayah ibunya yang selalu bertengkar, kakak-kakaknya yang nakal dan suka mengganggu. Tambah frustasi ketika dia tidak punya teman main di sekolah. Kondisi keluarga yang amburadul itulah yang membuat dia jadi pemberontak seperti kakak-kakaknya. Dia juga kerap di bully teman-temannya.
Yang mengerikan, kalau lagi suntuk, dia suka menyilet jari-jarinya hingga luka, berdarah hingga kesulitan menulis. Setiap hari saya harus sweeping tasnya agar tidak menyimpen silet.
Aku hanya ingin di dengarkan, itu katanya, ketika suatu siang pulang sekolah, saya menemukannya sendirian di halaman sekolah dengan jari jemari penuh darah dan luka. Dengan sabar, saya membersihkan lukanya, mendengarkan cerita-ceritanya.
Ketika lulus SD di acara perpisahan dia berkata “terima kasih, kamu mau mendengarkanku, karena bila tak ada seorangpun yang peduli, siang itu aku hampir memutus urat nadiku”
Ya Tuhan….
Tuhan telah membalas kebaikan kecil yang pernah saya lakukan itu melalui Intan,  gadis kecil yang menemani anak saya agar mau masuk sekolah dan belajar walau di bully temannya. Dan kini setiap pulang sekolah, Awan selalu bercerita dengan ceria,”Mama, hari ini aku belajar bersama Intan” :-)

Sunday, November 24, 2013

Marketing is bullshit, bisnis tanpa ngiklan, bisa nggak sih?

Sekilas, mungkin anda akan beranggapan demikian hehehe…bisnis tanpa iklan pasti bisa. Padahal bagi para penjual dan pebisnis, iklan dan strategi pemasaran pasti telah masuk poin penting untuk mendongkrak omzet. Berbagai cara untuk menjaring lebih banyak pembeli dilakukan, salah satunya melalui pemasangan iklan, promo pemberian diskon baik melalui potongan harga maupun melalui kartu member eksklusif dan lain-lain. Bisnis bukan berarti tanpa iklan.
Namun iklan dan strategi marketing apa yang efektif menjaring pembeli sekaligus minim ongkos yang harus  dilakukan? Terutama untuk industri kecil, industri rumah tangga atau bisnis online yang anda kerjakan di sela waktu kerja?
 Buku Marketing is Bullshit karya Ippho memberikan penjelasannnya. Pemasaran itu adalah omong kosong tanpa kreatifitas. Dan kreatifitas adalah milik otak kanan.
Otak kanan itu imajinatif. Produk bisa sama dengan dagangan orang lain, namun dengan imajinasi, barang yang sama bisa Nampak lebih menarik dengan sedikit kreatifitas. Contoh, pisang goreng dimana-mana sama bentuk dan bahannya, namun dengan kreatifitas, pisang goreng yang diberi topping coklat, tiramisu, keju akan menjadi berbeda dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Otak kanan itu lebih pada interpersonal, other centric, komunikasinya berpusat pada orang lain di sekitar kita, karena itu jadilah pendengar yang baik untuk mengetahui apa kemamuan pelanggan.
Di buku ini, Ippho berhasil mematahkan mitos-mitos seputar marketing dengan memberi contoh-contoh realnya dan para juara di bisnis mereka.
Yang menarik di salah satu poinnya, Ippho mengatakan bahwa laba bukanlah raja. Keuntungan tanpa integritas tidak akan berarti apa-apa. Integritas yang akan member  nilai tambah pada bisnis anda.

Bullshit #1 Hoki itu kebetulan.
Dalam buku ini Ippho menolak hoki yang berasal dari keberuntungan semata, karena menurutnya hoki itu berasal dari persiapan yang bertemu dengan kesempatan. Keduanya dapat diciptakan.
Yang lebih penting, hoki itu berasal dari 3 lapis komunikasi, yaitu komunikasi kepada diri sendiri, kepada sesame dan terlebih-lebih lagi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena itulah sebagai pemasar dan pebisnis anda diharapkan berhati-hati dengan ucapan anda sendiri dan ucapan-ucapan orang-orang di sekitar anda. Menurut Stephen Covey, ucapan akan bermuara pada nasib. Sebagai contoh, Ippho menampilkan slogan-slogan pebisnis besar seperti Yamaha “semakin di depan” ( berhasil sebagai pemimpin motor matic di Indonesia ) dan Queen dengan lagunya “we are the champion” yang sangat melegenda dan sering di putar pada moment kejuaraan dunia. Temukan kata-kata positif sebagai penyemangat sekaligus doa anda.

Bullshit#2 Terobosan adalah pemborosan
Untuk meningkatkan omzet kita seringkali harus melakukan review cara lama dan membuat terobosan-terobosan, mengubah cara lama menjadi cara baru yang lebih efisien dan menghasilkan profit. Namun banyak pebisnis yang enggan melakukannya karena menurutnya itu hanya buang-buang uang, bentuk dari pemborosan. Padahal terobosan tidak harus berujung pada pemborosan. Terobosan bisa dilakukan dengan menghemat dan jadi hebat, sampah jadi rupiah, pelanggan jadi pesuruh.
Ippho memberikan ilustrasi cerita tentang mobil murah di India, dari bentuk yang mini, mengurangi 4 rem cakram menjadi hanya 3 saja, mengurangi hal-hal yang mungkin tidak semua pembeli membutuhkan seperti power steering, AC dan sebagainya sehingga bisa menekan biaya komponen yang pada akhirnya menekan harga, meledakkan omzet karena dikenal sebagai mobil murah yang terjangkau.
Bila anda baru saja memulai bisnis jual baju atau kosmetik, anda bisa memulai menggunakan Facebook, twitter, blog dan jejaring sosial lainnya dengan hanya memajang foto produk dan sedikit paragraph deskripsi. Anda menghemat sewa ruang karena yang anda butuhkan hanya akses internet, bisnis telah bisa anda jalankan darimana saja. Maksimalkan gadget yang anda punya, gunakan social chat, whatsapp, dan lain-lain. Semuanya gratis kan? Dengan paket data sebulan yang sekarang sudah murah meriah, raih penjualan sebanyak-banyaknya.

Bullshit #3 Terobosan bukan keharusan
Sebenarnya terobosan adalah sebuah keharusan, karena tanpa terobosan public akan bosan. Terobosan dapat anda lakukan dengan berbagai cara, misalnya :
1.       Penamaan yang greget. Pernah dengar Rawon Setan? Namanya pasti bikin penasaran padahal dimana-mana yang namanya rawon pasti sama bahan dan rasanya, namun karena nama yang mengandung unsur horror malah membuat pecinta kuliner mencari untuk mencicipi rasanya.
2.       Penyajian produk yang greget. Pisang goreng dengan topping coklat, keju dan tiramisu yang menggoda? Hhmm…pasti menarik.
3.       Promosi yang greget.
4.       Eksplotasi internet
5.       Ekploitasi budaya pop.

Bullshit #4 Differensiasi sukar untuk di kreasi
Menurut Ippho, differensiasi dapat direkatkan pada apa saja , apakah pada fenomena superior ( ter..tertinggi, terbesar, termewah dll ). Apakah pada software atau hardware ( menjual film sekaligus menjual merchandise ). Differensiasi tidaklah sukar untuk di kreasi, yang jelas tanpa differensiasi, basi!.

Bullshit #5 Kegigihan adalah segala-galanya.
Banyak marketer ingin mencetak omzet miliaran, tahun berganti namun mereka tetap begitu-begitu saja. Ternyata kegigihan dan keberanian semata-mata tidak cukup, tidak akan berubah potensi menjadi prestasi tanpa persistensi. Kegigihan mengalahkan penolakan. Namun kegigihan saja tidak cukup, anda harus belajar menjadi cerdik sehingga mengubah penolakan menjadi penerimaan dan jualan anda laku.  Menurut Ippho, keinginan saja tidak cukup, harus dibarengi dengan keyakinan. Kegigihan tidak cukup, harus cerdik. Keberanian saja tidak cukup, namun perlu nekat. Sisi laba juga menjadi bahan pertimbangan, tidak hanya mengikuti tren.

Bullshit #6 Perlu metode untuk menghasilkan ide.
Ippho membantah, bahwa ide bisa didapat kapan saja, semua kejadian dapat menghasilkan ide. Entah itu di saat anda kepepet, waktu santai, ketika anda mengalami krisis, di perantauan dan ketika usia masih muda.

Bullshit #7 Segala sesuatu serba terbatas.
Orang yang kreatif adalah orang tanpa batas ( The Infinitive ) yang menentang gagasan segala sesuatu serba terbatas. Seorang yang kreatif berhasil mengelola thoughts menjadi things, sakit menjadi duit, sosial menjadi komersial. Untuk menjadi seorang yang kreatif anda harus mengamati, mempelajari persoalan anda dengan berbagai pendekatan yang berbeda. Bayangkanlah solusi melalui coretan-coretan, seorang yang kreatif juga produktif atau menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Jangan pernah takut gagal dan jangan takut membuat kesalahan demi memetik hasil yang diinginkan.

Bullshit #8 Laba adalah raja.
Hindari mengejar laba dengan mengesampingkan integritas anda. Saat menjalankan bisnis anda, bangun kepercayaan pelanggan kepada anda, berikan yang terbaik, anda tidak hanya akan mendapatkan laba, namun juga kepercayaan. Tunjukkan sikap diri yang baik dan tetap rendah hati. Bangunlah jaringan dan hubungan yang baik.

















Saturday, November 16, 2013

SEMANGATMU INSPIRASI KAMI, Mbak Nur Fadilah….

Sore itu saya berkunjung ke rumah mbak Nur Fadilah, ketika akhirnya saya menemukan kediamannya di kawasan Putat Tanggulangin dan bertemu dengannya, saya sempat terkesima. Saya sempat berpikir saya akan menemukan sosok yang lemah, gundul akibat kemoterapi dan beragam gambaran negatif tentang orang yang mengidap kanker, bahkan saya mungkin akan mewawancarai dia di tempat tidur, mengingat kondisinya .
Namun yang saya temukan adalah sosok yang berbeda, meski dengan nafas tersengal, dia tetap bersemangat menemui saya, mengajak saya masuk dan kami pun duduk di ruang tamu, berbincang-bincang santai seperti layaknya ngobrol dengan orang yang sehat. Senang rasanya berada di rumah yang tertata rapi dan bersih, bertemu dengan ketiga putranya yang sehat dan ceria. Suami saat itu sedang bekerja sehingga tidak dapat saya temui.
Nur Fadilah adalah salah satu karyawan Ecco yang telah bekerja dengan posisi sebagai Instruktur sejak tahun 1991, 23 tahun lalu. Dia adalah salah seorang karyawan yang sangat baik dan berdedikasi dalam menjalankan pekerjaannya. Namun, kanker payudara yang diidapnya terpaksa membuatnya harus mengakhiri karirnya sebagai seorang Instruktur.
Awalnya Nur Fadilah sangat terpukul dan tidak percaya bahwa dirinya mengidap kanker. Bahkan menurut dia, sempat selama 3 hari sejak divonis dokter bahwa benjolan tersebut adalah kanker ganas, Nur Fadilah nyaris tidak mau makan dan minum, tidak mau berbicara dengan siapapun bahkan dengan anak dan suami, sedih dan sangat terpukul. Namun akhirnya dia bisa menerima keadaannya dan setuju menjalani operasi untuk mengangkat kanker tersebut.
Sewaktu saya tanya, apa yang membuat dia begitu yakin dan kuat menghadapi semua cobaan ini? Dia menjawab sambil tersenyum,”Anak-anak dan suami yang sangat mencintai saya yang membuat saya kuat untuk menjalani semua ini”.
Betapa bersyukurnya Nur Fadilah memiliki anak-anak yang sangat mengerti kondisi sakitnya dan support suami yang rela meluangkan waktu diantara kesibukannya bekerja untuk merawat istri tercinta sekaligus memberikan dorongan dan semangat untuk sembuh seperti sediakala. Dia sangat bangga, memiliki suami yang mau menerima kondisinya apa adanya.
Nur Fadilah sendiri mengatakan bahwa dia sama sekali tidak mau di kemoterapi, hanya mengkonsumsi obat herbal keladi tikus untuk membunuh sisa-sisa kanker yang masih ada dalam tubuhnya.
Katanya,” Kedua kakak saya meninggal karena kanker dan mereka menjalani kemoterapi, jadi buat apa saya harus kemoterapi?”.
Ketika ditanya apakah Nur Fadilah masih ingin bekerja ketika kondisinya telah sehat seperti sediakala ? jawabnya dengan penuh semangat `Otak saya masih bisa untuk berpikir dan bekerja, dan saya masih sangat ingin bekerja di Ecco, 23 tahun mengabdi di sana rasanya belum cukup, saya masih ingin bermanfaat disana. Namun apa daya kondisi fisik dan tenaga saya yang tidak memungkinkan. Saya menjadi gampang lelah dan sesak nafas bila berjalan agak jauh atau melakukan aktifitas yang agak berat.
23 tahun bekerja di Ecco membuatnya rindu untuk kembali bekerja, bersama-sama teman-teman yang sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri dan dia bangga menjadi bagian dari Keluarga Besar Ecco.
Nur Fadilah sangat bersyukur dan berterima kasih memiliki teman-teman kerja yang sangat mendukung dan memberinya semangat. Dia teringat hari menjelang operasi teman-temannya menelepon memberikan doa dan semangat. Teman-teman pun silih berganti datang menjenguknya atau sekedar menelepon menanyakan kabar.  
Saya terharu dengan semangatnya, dengan kerinduannya untuk kembali bekerja, dan keyakinannya untuk sembuh yang sangat besar.
“Saya yakin, dengan seijin Tuhan, mbak akan sembuh dan bisa kembali lagi bekerja”, kata saya saat itu.
Nur Fadilah juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Management PT. ECCO Indonesia yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil hingga dia dapat menjalani operasi dan pengobatan. Sekaligus memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila selama bekerja di Ecco Nur Fadilah selaku indvidu dan instruktur melakukan banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak.
“Semangatmu inspirasi kami, mbak Nur”, kata saya sore itu, mengakhiri pertemuan. Kamipun saling berpelukan. Tidak ada kata yang dapat saya sampaikan untuk membesarkan hatinya, bahkan saya harus mengakui bahwa saya telah belajar darinya tentang semangat, tentang loyalitas bekerja dan tentang daya survive yang tinggi dari seorang pengidap kanker seperti mbak Nur Fadilah. Semangat yang tidak akan pernah mati demi memberikan yang terbaik untuk Ecco Indonesia.
Tetap semangat mbak Nur Fadilah, kami menantimu kembali memberikan sumbangsih demi kesuksesan PT. Ecco Indonesia di masa yang akan datang.


 PS : Beliau telah meninggal dunia pada tanggal 14 September 2013, 2 bulan setelah saya wawancarai. Semoga semua amalan beliau di terima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan kesabaran.

Friday, November 8, 2013

Jadi Blogger atau Kompasioner? - Resensi Buku `Kompasiana Etalase Warga`

buku Kompasiana Etalase Warga ole Pepih Nugraha/amazon.com
Sejak blog lama www.shenawangtri.blogspot.com saya percayakan kepada seorang teman untuk di kelola menjadi sebuah toko online, saya memutuskan untuk membuat blog baru, memenuhi hobi menulis saya tanpa disibukkan dengan aktifitas jual beli barang berprofit.

Saya menulis di blog ini karena butuh ruang untuk menuliskan catatan perjalanan, curahan hati dan tempat menuangkan pikiran dan gagasan tanpa menuai komentar nyinyir dan kepo teman facebook yang selalu ingin tahu kehidupan pribadi dan pekerjaan saya padahal apa yang saya tulis belum tentu tentang saya. Beberapa puisi dan cerpen sering saya tulis, justru dari kisah teman yang curhat atau malah fiktif hasil olah imajinasi.

Awalnya saya ragu, media apa yang akan saya gunakan untuk menulis. Apakah facebook, twitter, blog atau situs portal berita seperti kompasiana.com dan blogdetik.com. Masing-masing media tersebut tentu memiliki kekurangan dan lelebihan.

Selain ingin menuangkan pemikiran, cerita dan gagasan, saya ingin menambah teman online yang juga punya hobi sama seperti saya, suka menulis.
Alangkah menyenangkannya bila apa yang saya tulis bisa memancing komentar dan dari komentar-komentar itu saya bisa belajar banyak hal, baik melalui pujian atau kritikan pembaca. 

Saya merasa seperti berada di persimpangan jalan, apakah saya harus meninggalkan blog dan menulis hanya di Kompasiana dan Facebook ? 

Menurut mas Pepih dalam bukunya `Kompasiana, Etalase Warga`, facebook menawarkan interactivity memukau. Facebooker bisa berinteraksi dengan kawan lama, atau kenalan baru. Ada komunikasi satu arah ( kalau postingan anda tidak mendapat komentar ), 2 arah bahkan banyak ketika tulisan anda mendapat komentar dan anda menjawabnya.
Ada ketersambungan, kedekatan dan kesamaan pengalaman yang menjadi modal dasar berkembangnya situs pertermanan seperti facebook, twitter dan lain-lain.
Di Facebook, saya cukup memancing reaksi teman dengan postingan lagu dari Youtube, kutipan dari motivator atau penulis favorit, atau status seperti kegiatan sehari-hari, opini tentang sesuatu hal dengan kalimat yang tidak terlalu panjang, atau keluhan tentang macet di jalan, hawa panas dan lain-lain.

Namun berbeda dengan menjadi Kompasioner ( istilah untuk anda yang menjadi member blog Kompasiana ). Anda akan kelihatan keren karena mempostingkan gagasan, pemikiran, opini, reportase perjalanan anda atau karya fiksi bikinan sendiri. Tampilannya pun seperti portal berita yang bonafide dan para Kompasioner kebanyakan adalah orang-orang yang punya kegemaran membaca dan menulis. Di www.kompasiana.com/reborn-shenawangtri saya bisa belajar banyak hal sekaligus menjalin pertemanan dengan mereka.
Apalagi bila kalau sudah masuk ke index headline. Kayaknya bangga banget ya hehehhe...Pernah sekali, tulisan saya menjadi index headline disana.

http://lifestyle.kompasiana.com/catatan/2013/10/31/cerdas-berpolitik-atau-cerdas-meningkatkan-kemampuan-dan-kompetensi--606525.html

Namun menulis di Kompasiana tidak sebebas ketika saya menulis di blog sendiri. Tulisan yang melanggar SARA, mengundang kegaduhan di ruang interaktif, dan melecehkan akan dihapus oleh admin bahkan dalam kasus tertentu akun penulis akan hapus pula.
Adapula aturan dari admin yang harus dipatuhi. Diantaranya, tidak diperbolehkan untuk posting banyak artikel dalam waktu yang bersamaan,harus ada jeda waktu minimal satu jam. Jeda tersebut dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada postingan dari penulis lain mejeng di situs ini.
Karena itulah saya memutuskan untuk tetap menulis di blog pribadi dan mengupload tulisan tertentu saja yang layak tayang di portal berita kompasiana.com.

Di buku setebal 263 halaman ini, kita diajak untuk flashback mengetahui sejarah dibuatnya Kompasiana.com, nama yang identik dengan nama sebuah koran terkenal di negeri ini, KOMPAS. Apakah hubungannya dengan koran Kompas dan bagaimana Kompasiana.com bersinergi dengan Kompas dan Kompasiana edisi print.

Berbagai pertanyaan saya tentang media apa yang cocok untuk mengekspresikan kebebasan saya menulis telah terjawab dengan membaca buku ini. Di sana dipaparkan dengan jelas keistimewaan masing-masing media seperti situs portal berita, blog, situs pertemanan seperti facebook dan twitter.

Pepih Nugraha adalah seorang wartawan Kompas dan bergabung dengan Kompas Gramedia sejak tahun 1990. Sejak tahun 2005 mendalami social media dan membuat personal blog di tahun 2006. Kompasiana.com diciptakannya sebagai social blog dengan mempraktikkan citizen journalism. Selain sebagai seorang jurnalis, mas Pepih, demikian lebih akrab laki-laki ini dipanggil, juga menulis banyak buku. Seperti Periodisasi Perpustakaan, Intelijen Bertawaf dan pentalogi ( 5 buku )  Pak Beye dan Istananya.

Kompasiana, Etalase Warga Biasa, Sebuah buku yang menarik untuk anda baca, terutama anda yang gemar menulis sekaligus narsis hehehe.....

Wednesday, October 30, 2013

Cerdas berpolitik atau cerdas meningkatkan kemampuan dan kompetensi ?

doc KOMPAS.com

Hari - hari menjelang keputusan kenaikan UMR, marak dihiasi berbagai demo yang dilakukan oleh buruh. Entah mereka yang benar-benar berdemo karena memang menuntut hak mereka atau sekedar solidaritas buruh karena memang kebijakan UMR yang tidak sama merata di setiap daerah ( jadi yang UMR nya sudah tinggi dan gaji sudah sesuai UMR mau tak mau harus ikutan kalau tak mau pintunya digedor rombongan demonstran dari perusahaan lain )
Setiap tahun selalu sama, menuntut kenaikan upah minimum yang disesuaikan dengan tingkat inflasi yang kenyataannya selalu naik setiap tahun ( berarti memang kenaikan gaji memang sebuah keharusan ), status pekerja outsourcing yang terkatung-katung karena memang demikianlah perundang-undangan yang mengatur para pekerja tidak tetap ini. Pemerintah mengalami dilema, disatu sisi ingin membela hak-hak para pekerja, di sisi lain berusaha memahami kesulitan pengusaha yang telah dibebani oleh harga BBM yang naik diikuti harga bahan baku, ongkos transportasi, pungutan liar, ongkos birokrasi dan sebagainya yang mengurangi keuntungan pengusaha.
doc suarapengusaha.com
Saya tak ingin menyoroti tentang demonya. Biarlah mereka memperjuangkan hak mereka, karena mereka tahu apa yang terbaik untuk mereka. Selamat berjuang, teman.
Saya hanya ingin beropini tentang sesuatu hal.
Mereka yang kebanyakan berdemo adalah pekerja atau buruh rata-rata yang tak memiliki kemampuan khusus hingga mereka juga mendapat upah rata-rata, menjadi orang rata-rata dan lama-lama akan tergilas persaingan dalam dunia kerja. Perusahaan akan cenderung berpikiran, bahwa masih banyak orang rata-rata di luar sana, jadi buat apa menaikkan gaji tinggi. Suka silahkan dijalani, tidak suka silahkan out. Take it or Leave it.

Jadi menurut pendapat saya, bagaimana kalau mereka berikhtiar meningkatkan kemampuan dan kompetensi diri hingga dapat mencapai level pekerjaan dan gaji yang lebih baik.
Saya hanya ingin mengajak teman-teman berpikir bagaimana caranya agar tidak hanya sekedar mengerjakan pekerjaannya dengan prinsip `asal beres` tapi lebih bagaimana supaya bisa menjadi lebih baik, lebih tepat dan lebih cepat. Mungkin untuk saat ini gaji yang kita terima standar saja, tidak ada promosi jabatan dan segudang alasan yang menunda kita memberikan yang terbaik untuk perusahaan tempat kita bekerja. Bila kita bekerja dengan sangat baik, tidak saja pujian atasan yang kita dapat, namun juga kepercayaan diri akan timbul, dan inilah yang sangat penting. Kepercayaan diri ini akan memicu kita untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik ada atau tidak ada pujian dan promosi jabatan.

Sepuluh tahun yang lalu, saya hanya staff administrasi biasa di sebuah perusahaan multinasional. Namun saya selalu berusaha agar bekerja dengan lebih baik setiap saat. Beruntung, di perusahaan tempat saya bekerja memberikan banyak training yang bisa meningkatkan kemampuan dan kompetensi. Bahkan memberikan fasilitas belajar bahasa Inggris secara gratis dan ada sertifikat dari lembaga pendidikan yang bekerja sama dengan perusahaan. Melalui Penilaian Kompetensi yang dilakukan setiap tahun, perusahaan dapat mengetahui apa kebutuhan karyawan, dimana kelemahan mereka dan dengan memberikan berbagai training kelemahan tersebut dapat diperbaiki.
Kini sebagai asisten development, suara saya mulai didengarkan atasan, dapat memberikan masukan-masukan dan ide-ide saya sebagian dapat diimplementasikan untuk kemajuan perusahaan.

Jadi, buruh cerdas berpolitik dengan mengetahui hak-hak mereka di tempat kerja mereka sangat perlu namun lebih penting lagi, tingkatkan kemampuan dan kompetensi diri, jangan hanya bisa mengeluh gaji rendah, dan timpang bila dibandingkan dengan beberapa orang saja.
Sesungguhnya, gaji kita rendah bukan hanya karena kita memang mungkin layak digaji rendah, namun juga karena pemerintah tidak dapat menghalangi laju kenaikan harga barang dan inflasi. Jadi, mengapa kita tidak berfokus pada peningkatan diri? Siapa tahu ada perusahaan lain yang bisa menggaji kita lebih tinggi nanti kalau memang kita sudah tidak cocok dengan tempat kerja yang sekarang?hehehe...atau barangkali bisa menambahnya dengan berbisnis di luar jam kerja ?

Pilihan ada di tangan kita sendiri teman.


Malam ini...


Maka ketika siang begitu riuhnya, aku memutuskan untuk bersembunyi dari pandang mata tak perlu itu. Menjumpaimu kala malam saja ketika hening berteman rintik dan dingin. Kita bercakap bertukar makna dalam diam. Matamu berkata sesuatu malam ini yang tak bisa kulukiskan dengan huruf apapun dan kau membelai senyumku dengan bibirmu yang nyaris beku...

Sunday, October 27, 2013

Follow your dreams



Tiba-tiba saja aku ingin punya buku harian lagi. Tempat aku menggambar dan menulis puisi. Tempat aku bebas bercerita walau belum menemukan solusi, setidaknya tak ada yang menyebarkannya menjadi sensasi, bahan bakar para kepoers membuat cerita untuk kemudian ditertawakan dan dibuat menjadi berlebihan. Kamu boleh tertawa atau hanya tersenyum saja, namun seperti Agnes Monica bilang TAK ADA YANG SALAH DENGAN ORANG YANG MEMILIKI IMPIAN DAN TETAP FOKUS. *Yang salah itu orang yang ndak punya impian tapi sibuk mentertawakan impian orang lain*

Sakit Jiwa dan Mental Miskin

Sudah beberapa minggu ini saya sengaja tidak menonton TV, kalaupun sempat menonton saya cenderung mencari stasiun TV yang tidak menayangkan acara debat politik, infotainment, headline news terbaru statusisasi atau berita-berita kondisi politik dan kabar pejabat yang tertangkap karena kasus kejahatan baik korupsi maupun lainnya. 
Rasanya capek otak saya setelah seharian bekerja, pulang ke rumah untuk istirahat namun dijejali info-info negatif yang mungkin bagi orang lain berguna, agar kelihatan keren dan terupdate, nyambung bila diajak diskusi dengan teman-teman atau tetangga. Namun tanpa disadari membuat jiwa mereka sakit. Mereka yang rajin memantengin berita semaca itu cenderung pesimis akan kepemimpinan para calon atau pemimpin sekarang. Mereka jadi cenderung curiga dengan orang lain yang bisa menduduki jabatan, jangan-jangan mereka sama saja. Atau parahnya, karena laporan kejahatan dan penangkapan disertai detail bagaimana mereka melakukannya, malah memberikan ide untuk para pejabat yang memang sejak awal sudah punya niatan memupuk kekayaan untuk dirinya sendiri dan dinastinya, akhirnya mereka menemukan celah agar tidak tertangkap. Semalam itupun saya berpikir, untuk apa kita terupdate berita-berita tentang korupsi, kejahatan pejabat publik dan infotainment gak penting, kalau semua itu justru bikin kita sakit jiwa?

Kita butuh berita yang membuat kita bisa berpikir positif, optimis bahwa segala masalah di negeri ini akan teratasi, walau pelan namun pasti.

Apakah dengan menonton acara debat politik akan membuat kita makin cerdas? yang ada malah kebingungan masyarakat yang seolah digiring ke opini salah satu peserta debat. Bukankah lebih baik bila televisi mengedukasi pemirsanya tentang pengetahuan hukum dan politik bukan melalui perdebatan? Sesekali menonton mungkin cukup, tapi tiap hari? Berisik.

Untuk apa kita terupdate berita tentang kemiskinan tapi tak membuat kita bergerak untuk mengatasinya?
Minimal menghapus mental miskin dalam diri kita.

Kita diperlihatkan episode menyedihkan orang-orang yang tidak mampu secara ekonomi harus berjejal mengantri bahan makanan gratis, uang saku gratis, daging kurban gratis. Orang tua yang berdemo demi sekolah gratis untuk anak-anak.  Seperti drama untuk menggugah pemirsanya menangis mencucurkan air mata atas kemiskinan yang makin nampak disekitar mereka, namun yang menonton hanya bisa berujar `kasihan ya...untung kita nggak seperti mereka`.

Kelaparan tidak akan terhapus hanya dengan kasihan, uang sekolah tidak akan terbayar hanya dengan iba.

Apakah kita sudah melakukan sesuatu untuk membantu mereka dengan cara yang lebih beradab?  Kemiskinan bukan untuk didramatisasi, namun untuk diatasi.