Muhasabah = Evaluasi Diri
Muhasabah berasal dari akar kata hasiba yahsabu hisab yang secara
etimologi memiliki makna melakukan perhitungan. Dalam terminologi syari,
muhasabah berarti sebuah upaya evaluasi
diri terhadap kebaikan dan keburukan dalam segala aspek kehidupan.
Muhasabah dapat dilakukan baik secara vertikal
yakni dalam hal hubungan manusia dengan Sang Pencipta maupun secara horizontal
yakni antar manusia. Muhasabah dapat menjadi sarana untuk mengantarkan manusia
mencapai tingkat kesempurnaan sebagai hamba Allah SWT. Walaupun tidak ada
manusia yang sempurna di muka bumi, namun setidaknya kita senantiasa berusaha
memperbaiki diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.
Muhasabah atau evaluasi diri menjadi sangat
urgent seperti yang disampaikanlah dalam firman Allah SWT dalam Al Qur’an surat
Al Hasyr ayat 18 yang berbunyi, “Hai
orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok ( akhirat ) dan
bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”.
Dalam tafsir Ibnu Katsir, Imam Ibnu Katsir
menyatakan bahwa dalam ayat diatas memiliki makna “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab. Dan lihatlah amal-amal
saleh yang telah kalian tabung untuk diri kalian pada hari kembali kalian dan
pertemuan kalian dengan Rabb kalian”. ( Tafsir Ibnu Katsir V/69 ).
Bahkan ada pula yang menyatakan bahwa
muhasabah atau evaluasi diri termasuk Qadhaaya
Imaniyah yang memiliki arti barometer keimanan seorang mukmin sangat
ditentukan oleh kegiatan muhasabah yang terapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Ibnu Qayyim berkata bahwa muhasabah dilakukan
sebelum melakukan perbuatan dan setelah melakukan perbuatan.
Muhasabah dapat dikerjakan setiap saat, pagi
dan sore, bahkan setiap usai shalat sebagai muhasabah harian. Namun banyak
diantara umat muslim yang melakukannya menjelang akhir tahun baik setiap tahun
baru Islam atau tahun baru masehi yang yang biasanya terjadi setiap akhir bulan
Desember. Ada yang memilih melakukan muhasabah di rumah atau beri’tikaf di
masjid, bahkan banyak pula orang yang melakukan perjalanan umroh di akhir tahun
mulai Desember hingga awal Januari.
http://www.baitussalam-umroh.com/2014/06/biaya-paket-umroh-murah-desember-2014.html |
Dengan melakukan perjalanan umroh sebagai
sarana muhasabah, insya allah selain pahala umroh, kita akan semakin khusyuk
dalam beribadah dan melakukan evaluasi diri karena selain melakukan evaluasi
dan merenungkan perjalanan hidup sepanjang tahun, kita juga berkunjung ke
Baitullah. Ada pula yang melakukan perjalanan umroh di akhir tahun ini selain
sebagai sarana muhasabah juga sebagai wujud rasa syukur atas segala nikmat dan
rejeki yang telah dianugerahkan oleh Nya. Dan berdoa agar di tahun berikutnya
mendapatkan nikmat dan rejeki yang lebih selain untuk diri sendiri juga agar
dapat dibagi dengan orang lain yang membutuhkan.
Apa saja yang dianjurkan untuk ditelaah pada
saat muhasabah ini?
Diantaranya adalah muhasabah atas ketaatan
yang selama ini kita abaikan. Berikutnya adalah muhasabah atas setiap perbuatan
yang apabila ditinggalkan lebih baik daripada dilakukan dan yang terakhir
muhasabah atas perbuatan yang mubah yang tidak dilakukannya.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
hidayah kita dan kelapangan agar kita mampu bersegera melakukan muhasabah atau
evaluasi diri ini. Aaamin.