Saat ini beberapa teman dan orang yang
membaca blog dan tulisan saya akan mengatakan bahwa saya memiliki bakat
menulis. Okay, terima kasih atas penilaiannya. Saya memang suka menulis,
tentang bakat, mungkin ada benarnya juga. Namun sebenarnya saya sudah suka
menulis sejak masih di sekolah dasar. Saya suka menulis di buku harian.
Andai mereka tahu mengapa saya jadi suka
menulis. Bukan untuk ikut perlombaan walaupun akhirnya saya jadi keranjingan
ikut lomba menulis walau tidak pernah menang J,
namun lebih kepada terapi jiwa. Lho?
Kebayang nggak sih gimana kesepiannya
menjadi anak yatim piatu ketika kita kehilangan orang tua kita saat usia kita
masih balita? Mungkin karena itu waktu kecil saya menjadi pemurung dan cenderung
menjauhi orang lain. Tidak punya tempat curhat, karena biasanya anak perempuan
kan paling dekat dengan ibu ya? Ada sih, kakak, tapi dia laki-laki, terlalu
sibuk buat mendengarkan curhatan remeh temeh cewek kecil seperti saya. Atau
nenek, beliau sudah terlalu repot mengasuh saya, jadi tidak tega kalau harus
membebaninya dengan cerita-cerita saya. Teman yang saya punya terlalu sibuk
dengan urusannya sendiri atau kadang nyinyir tidak bisa menyimpan rahasia. Ini
salah satu alasan mengapa saya lebih suka berteman dengan laki-laki. Mereka relatif
bisa dipercaya, tapi ya begitu deh, mereka tidak bakalan tahan lama saya
curhatin.
Suatu hari, waktu saya membantu nenek
membersihkan gudang, saya menemukan sebuah buku harian. Ternyata itu adalah
buku harian almarhumah ibu saya. Setiap hari sepulangnya dari sekolah, saya
memanjat pohon belimbing dan duduk di atas genteng, membaca buku harian itu. Membaca
semua ceritanya yang sebagian besar masih belum saya mengerti, maklum saya baru
kelas 3 SD. Namun sejak saat itu saya menemukan kenikmatan membaca buku dan
akhirnya memutuskan menuliskan seluruh keluh kesah saya, kesepian saya, semua
masalah saya ke dalam buku harian. Saya menabung uang saku agar bisa membeli
buku harian yang akan membedakan buku itu dengan buku tulis lain.
Melihat hobi membaca saya ( itu artinya,
nenek tidak akan saya repotin lagi dengan celoteh saya ), nenek memberikan saya
hadiah komik superman ( sebenarnya itu hadiah dari sebuah merk sabun ), namun
demi saya, nenek mau membeli sabun merk itu agar dapat hadiah komiknya untuk
saya. Dan komik itulah SUPERMAN. Ketawa? Ya ketawa aja deh, lucu kali ya ada
cewek baca komik superman. Namun sebenarnya yang bikin saya betah membaca komik
itu karena saya mengagumi sosok Louis Lane, jurnalis perempuan yang menjadi
pacar sang hero, superman. Saya mengagumi sosoknya yang pemberani, cerdas dan
baik hati. Dan dia benar-benar menginspirasi saya untuk semangat menulis hingga
kini.
Mungkin beberapa orang tidak akan percaya
bahwa dengan menulis saya sebenarnya sedang `melepaskan` beban.
Dari hasil googling, ternyata memang ada
seorang peneliti dari Universitas Texas Amerika bernama James W. Pennebaker
yang menulisa tentang manfaat menulis, diantaranya yaitu ;
- Menulis dapat meningkatkan kekebalan tubuh, dengan menulis kita jadi lebih bahagia dan menjadi lebih sehat.
- Bercerita lewat tulisan dapat menyelesaikan masalah psikis
- Menulis sebagai katarsis ( pelepasan emosi dan ketegangan )
Bukunya yaitu Open up ; The Healing Power
of expressing Emotions, menjelaskan bahwa dengan menulis kita dapat
menjernihkan pikiran, mengatasi trauma, menulis bisa juga membantu kita
mendapatkan dan mengingat informasi baru, dan memecahkan masalah ( bisa jadi
orang lain yang membaca menemukan solusi ).
Menurut James, dengan cukup menulis selama 15 menit perhari selama empat
– lima hari dapat mengatasi depresi. Jika anda mengalami kesulitan karena mungkin
anda belum terbiasa menulis, anda cukup memulai dengan menulis sedikit demi sedikit,
kata demi kata. Tulislah apapun yang dapat mengurangi depresi anda. Syukur-syukur
kalau kemudian tulisan itu ternyata dapat membantu orang lain, menyenangkan yang
membacanya dan mampu menginspirasi orang lain.
Dan jangan takut dikomentarin negatif oleh orang lain. Keep going deh.
Karena saya atau anda yang menulis untuk meringankan beban memang membutuhkannya,
tidak peduli apa komentar orang.
Anda mau coba?
gambar diambil dari balelolium.blogspot.com dan superiorpic.com
No comments:
Post a Comment