Maka ketika siang begitu riuhnya, aku memutuskan untuk
bersembunyi dari pandang mata tak perlu itu. Menjumpaimu kala malam saja ketika
hening berteman rintik dan dingin. Kita bercakap bertukar makna dalam diam.
Matamu berkata sesuatu malam ini yang tak bisa kulukiskan dengan huruf apapun
dan kau membelai senyumku dengan bibirmu yang nyaris beku...
No comments:
Post a Comment