Kokedama merupakan
teknik menanam dari Jepang dengan menempatkan tanaman dalam bola tanah kemudian
membungkusnya lalu dibungkus moss (lumut) lalu mengikatnya dengan tali.
Teknik menanam
ini unik karena tidak menggunakan pot sehingga cukup ramah lingkungan karena
biasanya tanaman menggunakan pot plastik.
Kokedama
secara bahasa adalah gabungan dari kata “koke” dan “dama”. Koke berarti moss
atau lumut. Dama artinya bola. Secara bahasa Kokedama memiliki arti “bola
lumut” atau “moss ball”. Media tanam yang digunakan selain tanah adalah moss
dan umumnya tanaman diletakkan di piring/tatakan atau digantung dengan tali.
Selain
moss, kokedama juga bisa menggunakan sabut kelapa yang mudah ditemukan di
Indonesia. Kokedama sabut kelapa bisa menjadi alternatif pilihan bila kita tidak
dapat menemukan lumut. Kekurangan sabut kelapa daripada lumut adalah sabut
kelapa lebih mudah ditumbuhi jamur daripada moss.
Kokedama
berasal dari Jepang berupa kombinasi nearai bonsai dan gaya menanam kusamono.
Awalnya kokedama digunakan untuk tanaman bonsai. Sekarang Kokedama sangat
populer digunakan di taman-taman di jepang.
Tanaman
yang dapat digunakan untuk kokedama biasanya jenis tanaman indoor dengan akar
kecil (serabut) yang tidak membutuhkan terlalu banyak sinar matahari dan air.
Di negeri asalnya, Jepang, kokedama awalnya adalah seni “potting” untuk bonsai.
Dari hasil kreasi yang saya lakukan, berikut beberapa
tanaman lain yang juga dapat dibuat sebagai kokedama :
- Spider Plant atau Rikma Putri
- Sansevera pagoda
- Calathea
- Red Flame Ivy (daun syaraf ungu)
- Sirih Gading
- Mula-mula siapkan terlebih dahulu media tanam berupa tanah humus, tanah liat, sabut kelapa dan benang. Tentu saja Anda juga perlu menyiapkan tanaman yang akan dibuat kokedama.
- Lepas tanaman dari polybag, biarkan sebagian kecil tanah tetap melekat pada akar, jangan dibuang semuanya.
- Buat bola tanah dari media tanam dan lapisi dengan tanah liat agar media tanam tidak mudah rontok, basahi media tanam dan tanah liat dengan sedikit air.
- Masukkan tanaman ke tengah bola tanah, rapikan.
- Balut dengan sabut kelapa, rapikan.
- Ikat dengan benang.
- Kokedama telah siap untuk diletakkan di meja dengan tatakan atau digantung dengan tali.
Selayaknya tanaman
umumnya, Kokedama pun harus diberi air secara rutin. Salah satu cara untuk
mengecek apakah Kokedama sudah perlu diairi kembali adalah dengan
mengangkatnya. Apabila kokedama yang sudah kering akan terasa ringan, sedangkan
bila masih agak berat tunda penyiraman. Rata-rata tanaman kokedama saya
membutuhkan penyiraman setiap 2-3 hari sekali tergantung cuaca.
Untuk tanaman
yang membutuhkan banyak air seperti sirih-sirihan dan spiderplant, Anda dapat
menyiramnya setiap hari.
Cara menyiram
kokedama adalah dengan merendam bola kokedama ke dalam ember. Perhatikan
gelembung udara yang keluar dari dalam bola. Bila kokedama telah cukup air,
tidak akan ada gelembung udara yang keluar dari bola. Gelembung udara tersebut
menandakan adanya cukup ruang yang kosong, sedangkan bila tidak mengeluarkan
gelembung udara lagi, maka tanah telah cukup diairi.
Di musim hujan, saya
hanya perlu meletakkan kokedama di luar atau menggantungnya sehingga saya tidak
perlu menyiram. Cukup dengan air hujan. Untuk pemupukan, gunakan pupuk cair
yang diseprotkan atau disiramkan ke bola kokedama.
Bagi Anda yang
menyukai tanaman dengan media yang unik, kokedama adalah salah satu pilihannya.
Selain itu bagi Anda pemilik lahan sempit, menggantungkan kokedama di pagar
bisa menjadi alternatif hiasan rumah yang cantik.
No comments:
Post a Comment