Sore itu saya berkunjung ke panti asuhan teman, Ukhti Dewi. Dia adalah muslimah bersahaja bersuamikan seorang dermawan yang rela mengasuh beberapa anak yatim piatu di rumahnya. Meski pekerjaannya hanya seorang guru Aliyah, dan istrinya juga tidak bekerja, namun mereka sangat yakin akan rejeki dari Allah SWT dan pahala dari mengasuh anak yatim di rumah mereka. Satu persatu anak yatim yang mereka asuh telah lulus sekolah dan mulai bekerja.
Anak-anak panti asuhan pun tidak berkurang malah bertambah, karena suami Ukhti Dewi mencari anak yatim piatu lagi untuk diasuh. Kakak-kakak asuh yang sudah bekerja memberikan bantuan dan menjadi donatur tetap. Mereka ingat bahwa mereka pernah diasuh dan dibiayai sehingga mereka tak ragu berbagi rezeki. Ukhti Dewi tidak pernah mengeluh atau keberatan, dengan kasih sayang seorang ibu, anak yatim piatu tersebut diasuh seperti anaknya sendiri.
Saya datang berkunjung membawakan snack untuk anak-anak panti asuhan yang tinggal di rumahnya. Kami duduk di teras rumahnya yang luas dan sejuk, mulailah saya bercerita tentang keinginan saya untuk merintis bisnis saat masih bekerja dengan harapan, saat bisnis berhasil saya dapat segera berhenti bekerja dan fokus dengan urusan rumah dan anak. Namun malah saya mendapat masalah dengan bisnis tersebut.
Lalu aku bercerita tentang uang belanja yang nyaris ludes karena terpakai untuk stock barang atau menalangi orang-orang yang membeli dengan berhutang. Saat mereka membayar tepat waktu memang tak masalah, namun akhir-akhir ini sering menunggak, sedangkan mencari orang yang dapat membeli kontan saat itu juga ternyata tak mudah.
Saya jadi rajin melihat notifikasi di HP, entah pesan BBM, Whatsapp, Messenger dan lain-lain. Jangan-jangan ada orderan nih, jangan-jangan ada komplain pelanggan nih. Aduh, ada orderan tapi stock barang kosong, dipilihkan yang lain pelanggan ndak mau. Eh ini barang udah packing tapi kok belum transfer sih?
“Waktu libur sabtu dan minggu lebih sering saya gunakan untuk melakukan bisnis daripada bermain dengan anak dan ngobrol dengan suami”.
“Apalagi suami, dia pasti keberatan. Lalu masih kamu teruskan bisnisnya? Padahal bila suami tidak ridho bisa dosa lho”, kata Ukhti Dewi lagi.
aya ingat, saat itu saya berdebat dengan suami, tentang pekerjaan, bisnis yang saya lakukan dan ibadah saya yang makin menurun kualitasnya.
Sebelum memulai sesuatu, mintalah ijin pada Allah SWT, Dia akan memberikan solusi dan jalan keluar yang tidak disangka-sangka. Ijin juga pada suami agar dia tidak salah paham.
Ikhtiar memang penting tapi menomorsatukan Allah jauh lebih penting. Karena buat apa kita bercapek-capek kerja dan berbisnis bila Allah SWT tidak ridho? Buat apa kita tekun berbisnis tapi ibadah kita amburadul, sholat hanya untuk menggugurkan kewajiban tidak ada ruhnya.
Tinggalkan sejenak angka-angka, sebentar saja, lepaskan pakaian ketakutanmu akan berkurangnya harta, risau oleh bertambahnya beban hidup, gagalnya usaha dan hilangnya kesempatan. Bukankah rejeki kita sudah dijamin olehNya ?
Finansial yang sulit memang kerap membuat otak kita berputar cepat mencari jalan keluar, namun memohon pertolongan kepada Allah SWT lebih dahulu jauh lebih penting sebelum melakukan ikhtiar. Lakukan dengan yakin dan ikhlas. Maka Allah SWT akan tunjukkan jalannya yang terbaik untukmu.
Maka Allah akan pilihkan jalan yang terbaik, mungkin bukan bisnis yang menyita waktu, bisa jadi Allah ingin kamu menjadi guru dengan mengajarkan ilmu dan dari situlah rejekimu menjadi berkah dan cukup bahkan berbuah penghargaan. Bisa jadi bakat menulis yang selama ini terabaikan akan menjadi jalan membuka pintu rejeki yang lain, sementara waktu untuk beribadah bisa kamu tambah.
“Tidak ada seorang muslim yang berdoa suatu doa yang di dalamnya tidak ada dosa dan memutuskan tali silaturrahim, kecuali Allah akan memberikan karena doa itu salah satu dari tiga keadaan; bisa saja doanya disegerakan, bisa juga Allah simpan untuknya di akhirat dan bisa juga Allah hindarkan dia dari keburukan semisalnya.
” Para sahabat bertanya, “Bagaimana jika kami memperbanyak doa.” Beliau menjawab, “Allah lebih memperbanyak lagi.”
(HR. Ahmad, Al Bazzar dan Abu Ya’la dengan sanad-sanad yang jayyid, dan diriwayatkan pula oleh Hakim, ia berkata, “Shahih isnadnya.” Hadits ini dinyatakan “Hasan shahih” oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib no. 1633).
Saya berterima kasih kepada Ukthi Dewi yang telah membukakan mata dan hati saya tentang eajaiban doa yang kita panjatkan. Tentang Allah SWT yang Maha Mengetahui yang terbaik untuk hambaNya. Keajaiban akan terjadi pada hamba yang menyakininya.
“Jangan hanya terpaku pada ikhtiar, ikhtiar itu perlu bahkan butuh totalitas, namun berdoa sebelum melaksanakan ikhtiar sangat penting”.
Saya pun total menghentikan bisnis, hanya kegiatan menulis review produk di blog yang masih saya teruskan. Saya memperbaiki kembali kualitas ibadah, membaca Al Qur’an setiap habis magrib atau subuh dan sholat malam. Pagi, saya sempatkan sholat dhuha. Saya berdoa, semoga Allah SWt cukupkan rejeki dan gaji yang saya terima walau tanpa bisnis apapun. Saya pun kembali fokus bekerja, dan mengurus keluarga. Yakin akan ada pertolongan Allah SWT.
Saya ingat waktu itu nyaris tak sepeser uangpun ada di dompet, semuanya habis untuk membayar hutang dan membayar kebutuhan sehari-hari sementara suami saat itu sibuk mengurus ibundanya yang sedang sakit keras di kota lain. Saya tak berani membebaninya dengan memintanya mentransfer uang untuk menutupi kebutuhan di tengah bulan. Tak putus saya berdoa semoga Allah memberikan jalan keluar.
Pukul tujuh malam, saya membaca postingan salah satu teman di Facebook yang memiliki bisnis travel bahwa websitenya membutuhkan web content writer. Segera saya menginboxnya. Tak lama saya mendapatkan jawaban, minta sample artikel dengan tema yang diinginkannya. Pukul delapan artikel telah saya tulis dan saya kirim. Setengah jam kemudian saya mendapatkan balasan dan artikel saya lolos bahkan beliau pesan sebanyak 10 artikel lagi dan meminta nomor rekening.
Alhamdulillah, uang yang beliau transfer cukup untuk belanja 2 hari hingga suami pulang dan memberikan dana belanja tambahan hingga akhir bulan. Sejak saat itu saya selalu menerima job setiap bulan. Tidak hanya menulis artikel namun pernah dipercaya pula membuatkan blog, mengatur lay out serta memposting artikel-artikel disertai gambar yang relevan. Feenya pun ditambah, hingga bila dikumpulkan dapat menutup kebutuhan bahkan bisa ditabung walau tak banyak. Seiring berjalannya waktu, hutangpun mulai berkurang dan lunas.
Saya percaya, Allah SWT telah menentukan jalan terbaik untuk saya. Menjawab doa-doa saya. Bukan dengan bisnis namun memanfaatkan bakat yang telah dianugerahkannya untuk saya. Betapa bodohnya saya yang telah meremehkan pemberianNya.
No comments:
Post a Comment