Sunday, March 12, 2017

Review Buku Ubah Lelah Jadi Lillah, Agar Tak Mudah Lelah dalam Berikhtiar

Judul Buku  : Ubah Lelah Jadi Lelah
Penulis         : Dwi Suwiknyo
Penerbit        : Genta Hidayah
Tebal Buku : 491 halaman

Terkadang kita merasa lelah dalam menjalani hidup ini. Pelajar merasa lelah dengan pekerjaan rumah dan ekstrakurikuler, belum lagi yang tergabung dalam komunitas ini itu. Demikian juga para mahasiswa, selain tugas dari dosen adapula yang harus bekerja sambilan untuk menambah penghasilan atau membayar biaya kuliah.

Bagi para pekerja dan karyawan, lelah tidak hanya karena pekerjaan yang menumpuk, deadline yang makin dekat, target belum tercapai, namun bisa jadi karena politik kantor dan orang-orang di sekitarnya yang berpikiran negatif. Lelah juga mendera ibu rumah tangga baik yang tidak bekerja lebih-lebih bagi ibu pekerja.

Dalam buku Ubah Lelah Jadi Lillah ini disebutkan dengan gamblang, apa saja penyebab kita menjadi lelah dan energi kita disedot oleh orang-orang negatif di sekitar kita.

5 Diantaranya adalah :
1. Sangat emosional
Pekerjaan atau tugas yang tak terselesaikan dengan baik atau lebih dari tenggat waktu memang kadang dapat membuat kita mendapat teguran dari guru, dosen atau atasan. Tak jarang anak-anak yang tak patuh pun kadang membuat kita sangat emosional. Hal ini menjadi salah satu penyebab mengapa kita merasa lelah.

2. Suka mendramatisasi masalah
Pekerjaan belum selesai padahal atasan sudah menunggu? Anak-anak mendapatkan nilai buruk ulangan atau ujian ? Tanpa sadar kita suka mendramatisasi masalah. Padahal pekerjaan yang tak kunjung kelar bukan berarti kita yang tak mampu mengerjakan namun ada hal lain yang menyebabkan kita terlambat, misalnya kita harus menunggu jawaban dari klien lain atau rekan lain sedangkan yang ditunggu belum menyelesaikannya hingga tenggat waktu yang kita tentukan, akibatnya kita sendiri pun jadi ikut terlambat.

Anak-anak yang mendapat nilai buruk belum tentu karena mereka kurang belajar, bisa jadi mereka menemukan soal yang belum pernah mereka temukan sebelumnya atau saat belajar mereka kurang berkonsentrasi.

Dengan mengetahui permasalahan yang sesungguhnya, kita sebenarnya kita tidak perlu mendramatisir masalah. Temukan akar masalah, segera selesaikan, sudah cukup. Menunda menyelesaikan masalah dan malah memikirkan hal yang belum terjadi justru menambah masalah yang membuat beban makin berat dan makin lelah yang sebenarnya tidak perlu.

3. Energi yang mubazir.
Saat bekerja kita mungkin tidak menyadari melakukan aktifitas yang tidak perlu yang akhirnya justru menambah beban dan membuat kita lelah bahkan ketika belum menyelesaikan pekerjaan kita. Atau kita melakukan lagi kesalahan yang sama dalam pekerjaan berikutnya. Sungguh sangat mubazir dan membuang energi, padahal bila kita mampu belajar dari kesalahan yang lalu dan lebih teliti, kita tidak perlu mengulang kesalahan yang serupa, dimarahi atasan atau guru atau dosen dan orang tua karena kesalahan yang sama. Membuang energi untuk sesuatu yang sia-sia menyebabkan kita lelah, sayangnya kita lelah untuk sesuatu yang tak ada manfaatnya.

Atau kita terlalu aktif di sosial media, berdebat dengan teman tentang sesuatu yang kurang bermanfaat. Bahkan parahnya, perdebatan tersebt tidak hanya mengambil waktu kamu yang bermanfaat namun persahabatan dapat putus karena tak bisa saling menerima perbedaan pendapat.

4. Ambisius dan Rakus
Sebagai karyawan, seringkali multitasking tak dapat dihindari, dan inilah yang dapat menyebabkan kelelahan. Hanya karena ingin dipuji atasan kita mau melakukan apa saja termasuk menginjak teman sendiri. Bahkan ada yang demi popularitas rela melakukan apapun tak peduli apakah yang dilakukan sesuai dengan syariah.

Hanya karena ingin tampil gaya, habis-habisan mendandani diri sendiri meski harus berhutang. Atau karena teman dekat lebih dulu memakai barang tersebut, agar tak disebut ketinggalan jaman. Giliran bayar hutang pusing karena penghasilan kurang atau hutang lebih besar daripada hutang. Alhasil kita lelah karena berpikir bagaimana cara membayarnya.
Janganlah sampai hidup kita di kejar hutang dan keinginan untuk selalu dipuji orang, sungguh melelahkan.

5. Sering berpikir negatif
Tahukah kamu ? orang-orang yang selalu berpikir negatif adalah para pencuri energi, Mereka selalu mengeluhkan banyak hal yang sebetulnya tak perlu dikeluhkan. Mereka memandang dunia ini dari satu sisi saja, seolah-olah hidup mereka paling sial sedunia. Energi dan keluhan negatif yang kita dengar dari mereka kerap kali tanpa sadari menyedot konsentrasi dan energi kita yang seharusnya digunakan untuk sesuatu yang berguna.

Ketika mereka menyebut si A yang belum kita kenal adalah orang yang bodoh, jahat dan lain-lain, aka akan terbentuk pola pemikiran yang serupa pada kita tentang orang tersebut padahal belum tentu benar.

Adapula yang menyebut pekerjaan A terlalu berat dan susah, padahal belum tentu. Kalaupun susah pasti ada solusi karena atasan pasti telah mempertimbangkan mengapa pekerjaan tersebut diberikan kepada kita.

Jangan biarkan pikiran negatif meracuni hidup kamu dan jangan terlalu cepat menerima informasi yang belum benar, jangan biarkan energi kita habis disedot orang-orang berpikiran negatif ini, nanti kita sudah lelah duluan bahkan sebelum kita mengerjakannya. Rugi kan ? Atasan bisa menilai kamu kurang kompeten dan mengalihkan pekerjaan tersebut kepada orang lain, padahal siapa tahu, atasan sedang akan menaikkan gaji atau mempromosikan kamu.

Mengapa berpikir negatif itu berbahaya ? Buku ini juga menjelaskan alasannya yaitu :

1. Pikiran negatif membuat kita sering menyalahkan diri sendiri yang dapat mengakibatkan susah tidur, malas makan dan terlalu lama hanyut dalam penyesalan.

2. Pikiran negatif tidak hanya membuat kita mudah menyalahkan diri sendiri namun juga menyalahkan orang lain yang belum tentu salah. Mudah menyalahkan orang lain membuat kita tak lagi beranggapan ada orang baik di sekitar kita dan ini sangat berbahaya.

3. Pikiran negatif membuat kita menjadi pribadi yang mudah putus asa, pesimis dan tidak bersemangat memperbaiki diri. Jangan biarkan kita terlalu lama larut dalam kesedihan, segeralah bangkit untuk memperbaiki kesalahan yang kita pernah lakukan. Kemarahan pada diri sendiri tak jarang menyebabkan kita lelah untuk sesuatu yang mungkin tak pernah kita lakukan, hanya karena mendengarkan pembicaraan negatif dari orang lain kepada kita.

Poin-poin diatas dijelaskan dengan bahasa yang enak dibaca, sederhana namun mengena dan disertai dengan kisah dan cerita yang relevan. Setiap orang pasti menyukai cerita, karena nasehat dalam cerita lebih mudah diterima dengan bahasa yang jauh dari kesan menggurui.

Tidak hanya cerita, namun buku inin juga memberikan test yang dapat mendeteksi mood kita. Asyik sekali kita lakukan sekaligus sebagai bahan introspeksi diri.

Nah, saat kita merasa lelah, sesuatu yang wajar bagi kamu yang memiliki segudang aktifitas, pekerjaan dan tugas-tugas, lalu apa yang harus dilakukan agar lelah tak berkepanjangan dan kita kembali segar untuk melakukan aktifitas selanjutnya ?

Ada 5 poin, sekali lagi yang harus kamu lakukan saat merasa lelah, yakni :
1. Sudahi konflik
Konflik bisa terjadi dengan atasan, guru, dosen atau orang tua bahkan suami istri pun tak luput darinya. Karena itu poin pertama untuk menyudahi kelelahan kamu adalah dengan menyelesaikan segera masalah yang ada, bicarakan dengan tenang agar kedua belah pihak tidak mengalami kesalahpahaman.

Konflik juga menyangkut konflik batin. Misalnya kamu sebenarnya tidak ingin mengerjakan pekerjaan tersebut namun merasa lebih cocok mengerjakan pekerjaan yang lain, bicarakan dengan atasan. Atau bila ternyata kamu masih tetap harus mengerjakannya, lakukan dengan sebaik-baiknya meski harus menambah waktu agar dapat belajar hal-hal yang berkenaan dengan pekerjaan tersebut, ambil saja sisi positifnya. Kamu bisa mendelegasikan tugas yang dirasa berat kepada mereka yang mampu dan kerjakan porsi pekerjaan yang dapat kamu handle. Yang penting tidak ada konflik yang berkepanjangan baik konflik dengan diri sendiri maupun dengan orang lain terlebih lagi dengan atasan.

2. Istirahat sejenak
Tubuh yang terlalu diforsir untuk bekerja tentunya membutuhkan istirahat. Penuhi hak tubuh kamu, ambil jeda waktu antara pekerjaan yang satu dengan berikutnya.

Kita para muslim sangat diuntungkan dengan adanya kewajiban melaksanakan sholat 5 waktu, dimana bagi kita yang bekerja ada jeda waktu untuk melakukan sholat dhuhur dan ashar atau diantara waktu sholat lainnya. Gunakan waktu singkat tersebut untuk mengistirahatkan pikiran dan tubuh.

3. Bercanda dan bersantai
Kadang tertawa bersama teman sejenak atau sekedar bersantai bersama rekan kerja cukup membuat mood kembali membaik. Sapalah dan ajak teman berbicara santai sejenak saat bertemu di ruang kerja atau sambil menikmati coffee break. Saat tiba di rumah sepulang kerja, luangkan berbincang dengan anggota keluarga yang lain atau bermain dengan anak-anak. Kondisi yang relaks mampu mengurangi kelelahan.

4. Berduaan dengan Allah SWT
Kadang kita butuh waktu untuk “mengadu” kepada Allah, mengadukan masalah-masalah kita. Bila solusi dari sesama manusia belum juga didapat, maka hanya kepada Allah SWT tempat kita meminta pertolongan.

Jangan ragu untuk berdoa kepadaNya agar diberikan jalan keluar atau minimal dikuatkan untuk menghadapi permasalahan hidup. Pilih waktu yang sesuai dengan kita, biasanya waktu terbaik adalah seusai sholat atau sepertiga malam dimana kita dapat mengerjakan sholat sunnah tahajud atau hajat.

5. Inspirasi waktu sholat
Sholat adalah saat kita berhadapan dan berkomunikasi dengan Allah SWT, pencipta seluruh makhluk dan alam semesta. Maka tak heran bila setelah sholat kita sering merasa segar kembali, merasa tenang dan pasrah dengan jalan keluar yang dipilihNya untuk kita. Bila kita merasa lelah, tetap tegakkan sholat bahkan tambahkan dengan sholat sunnah bila mampu atau berdzikir dan berdoa. Karena hanya dengan berbicara dengan Sang Pencipta lah kita akan mendapatkan solusi dari masalah yang sedang kita hadapi. Air wudhu yang segar semoga dapat menjadi penghapus dosa dan beban hidup.



Setelah kita beristirahat, maka yang selanjutnya yang kita lakukan adalah :
1. Meluruskan niat, perhatikan kembali niat kita bekerja atau melakukan aktifitas tersebut. Sebab niat yang tepat akan menjadi motivator bagi kita. Motivasi itu seperti mandi, harus tiap hari. Sehingga motivasi yang terbaik sesungguhnya datang dari diri kita sendiri.

2. Tawakkal. Selama ini kita salah kaprah bahwa tawakkal dilakukan setelah aktifitas selesai. Padahal tawakkal justru dilakukan sejak awal berbarengan dengan niat, sebab hanya dengan pertolongan Allah SWT sajalah segalanya mungkin tercapai.

3. Berjanji pada diri sendiri agar tidak sekedar sibuk namun juga menentukan prioritas. Tulis semua impian, prioritas dan to do list agar tidak lupa dengan cita-cita dan target hidup yang ingin kita capai. Dengan menuliskannya, maka kita akan lebih mudah fokus melakukan hanya hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita dan target kita agar energi tak habis percuma.

4. Jangan lupa untuk selalu learning by doing, belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan dan tak segan untuk selalu belajar hal-hal baru yang dapat menunjang pekerjaan kamu.

5. Tentukan tujuan.

6. Selalu berusaha untuk menjadi seseorang yang profesional dan ahli di bidang yang sedang kamu geluti. Karena dengan ilmu yang dipunyai, kamu dapat menyingkat waktu mengerjakan dan tentu saja mengurangi kelelahan karena bisa lebih cepat menemukan masalah sekaligus mengatasinya.

7. Change and adaption, terbukalah terhadap perubahan dan cepat beradaptasi.



Buku ini sangat cocok dibaca oleh berbagai kalangan tidak hanya pekerja yang sudah pasti bergulat dengan banyak masalah pekerjaan yang kompleks (termasuk dengan boss atau atasan yang sulit hehe, atau teman kerja yang nyebelin), namun juga dapat dibaca oleh pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga yang multitasking dan orang awam sekalipun.

Buku ini sebenarnya dapat dibaca oleh pemeluk agama lain namun bisa jadi mereka kurang cocok dengan isi ayat Al Qur'an dan Hadist yang menjadi bahan dari penulisan buku ini. Agaknya penulis berusaha mencerahkan pembaca muslim bahwa bacaan motivasi dapat bersumber dari Al Qur'an yang diolah dengan bahasa yang lebih "membumi" sehingga para pembaca muslim tak melulu terpaku pada buku motivasi yang ditulis oleh penulis non muslim yang juga tak jarang bersumber dari kita suci agama mereka, Ini pendapat saya pribadi.

Buku terbitan Genta Hidayah ini dapat diperoleh di toko buku terkemuka seperti Gramedia, Togamas atau bahkan toko buku online.

Segera dapatkan dan semoga kamu mendapatkan pencerahan dan solusi dari masalah yang sedang kamu hadapi. Bekerja adalah ibadah, karena itu lakukan pekerjaanmu sesempurna ibadah yang kamu lakukan. Ubah lelahmu menjadi lillah agar hidupmu makin berkah dan kerjamu mendapatkan pahala serta kurangilah dari aktifitas yang dapat menyebabkan dosa.

Ada contoh agenda dalam buku yang dapat kamu terapkan untuk kehidupan sehari-hari.

Selamat membaca buku ini, booklovers….





No comments:

Post a Comment