Saturday, November 16, 2013

SEMANGATMU INSPIRASI KAMI, Mbak Nur Fadilah….

Sore itu saya berkunjung ke rumah mbak Nur Fadilah, ketika akhirnya saya menemukan kediamannya di kawasan Putat Tanggulangin dan bertemu dengannya, saya sempat terkesima. Saya sempat berpikir saya akan menemukan sosok yang lemah, gundul akibat kemoterapi dan beragam gambaran negatif tentang orang yang mengidap kanker, bahkan saya mungkin akan mewawancarai dia di tempat tidur, mengingat kondisinya .
Namun yang saya temukan adalah sosok yang berbeda, meski dengan nafas tersengal, dia tetap bersemangat menemui saya, mengajak saya masuk dan kami pun duduk di ruang tamu, berbincang-bincang santai seperti layaknya ngobrol dengan orang yang sehat. Senang rasanya berada di rumah yang tertata rapi dan bersih, bertemu dengan ketiga putranya yang sehat dan ceria. Suami saat itu sedang bekerja sehingga tidak dapat saya temui.
Nur Fadilah adalah salah satu karyawan Ecco yang telah bekerja dengan posisi sebagai Instruktur sejak tahun 1991, 23 tahun lalu. Dia adalah salah seorang karyawan yang sangat baik dan berdedikasi dalam menjalankan pekerjaannya. Namun, kanker payudara yang diidapnya terpaksa membuatnya harus mengakhiri karirnya sebagai seorang Instruktur.
Awalnya Nur Fadilah sangat terpukul dan tidak percaya bahwa dirinya mengidap kanker. Bahkan menurut dia, sempat selama 3 hari sejak divonis dokter bahwa benjolan tersebut adalah kanker ganas, Nur Fadilah nyaris tidak mau makan dan minum, tidak mau berbicara dengan siapapun bahkan dengan anak dan suami, sedih dan sangat terpukul. Namun akhirnya dia bisa menerima keadaannya dan setuju menjalani operasi untuk mengangkat kanker tersebut.
Sewaktu saya tanya, apa yang membuat dia begitu yakin dan kuat menghadapi semua cobaan ini? Dia menjawab sambil tersenyum,”Anak-anak dan suami yang sangat mencintai saya yang membuat saya kuat untuk menjalani semua ini”.
Betapa bersyukurnya Nur Fadilah memiliki anak-anak yang sangat mengerti kondisi sakitnya dan support suami yang rela meluangkan waktu diantara kesibukannya bekerja untuk merawat istri tercinta sekaligus memberikan dorongan dan semangat untuk sembuh seperti sediakala. Dia sangat bangga, memiliki suami yang mau menerima kondisinya apa adanya.
Nur Fadilah sendiri mengatakan bahwa dia sama sekali tidak mau di kemoterapi, hanya mengkonsumsi obat herbal keladi tikus untuk membunuh sisa-sisa kanker yang masih ada dalam tubuhnya.
Katanya,” Kedua kakak saya meninggal karena kanker dan mereka menjalani kemoterapi, jadi buat apa saya harus kemoterapi?”.
Ketika ditanya apakah Nur Fadilah masih ingin bekerja ketika kondisinya telah sehat seperti sediakala ? jawabnya dengan penuh semangat `Otak saya masih bisa untuk berpikir dan bekerja, dan saya masih sangat ingin bekerja di Ecco, 23 tahun mengabdi di sana rasanya belum cukup, saya masih ingin bermanfaat disana. Namun apa daya kondisi fisik dan tenaga saya yang tidak memungkinkan. Saya menjadi gampang lelah dan sesak nafas bila berjalan agak jauh atau melakukan aktifitas yang agak berat.
23 tahun bekerja di Ecco membuatnya rindu untuk kembali bekerja, bersama-sama teman-teman yang sudah dianggapnya seperti keluarga sendiri dan dia bangga menjadi bagian dari Keluarga Besar Ecco.
Nur Fadilah sangat bersyukur dan berterima kasih memiliki teman-teman kerja yang sangat mendukung dan memberinya semangat. Dia teringat hari menjelang operasi teman-temannya menelepon memberikan doa dan semangat. Teman-teman pun silih berganti datang menjenguknya atau sekedar menelepon menanyakan kabar.  
Saya terharu dengan semangatnya, dengan kerinduannya untuk kembali bekerja, dan keyakinannya untuk sembuh yang sangat besar.
“Saya yakin, dengan seijin Tuhan, mbak akan sembuh dan bisa kembali lagi bekerja”, kata saya saat itu.
Nur Fadilah juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Management PT. ECCO Indonesia yang telah memberikan dukungan baik moril maupun materiil hingga dia dapat menjalani operasi dan pengobatan. Sekaligus memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila selama bekerja di Ecco Nur Fadilah selaku indvidu dan instruktur melakukan banyak kesalahan baik yang disengaja maupun tidak.
“Semangatmu inspirasi kami, mbak Nur”, kata saya sore itu, mengakhiri pertemuan. Kamipun saling berpelukan. Tidak ada kata yang dapat saya sampaikan untuk membesarkan hatinya, bahkan saya harus mengakui bahwa saya telah belajar darinya tentang semangat, tentang loyalitas bekerja dan tentang daya survive yang tinggi dari seorang pengidap kanker seperti mbak Nur Fadilah. Semangat yang tidak akan pernah mati demi memberikan yang terbaik untuk Ecco Indonesia.
Tetap semangat mbak Nur Fadilah, kami menantimu kembali memberikan sumbangsih demi kesuksesan PT. Ecco Indonesia di masa yang akan datang.


 PS : Beliau telah meninggal dunia pada tanggal 14 September 2013, 2 bulan setelah saya wawancarai. Semoga semua amalan beliau di terima di sisi Allah SWT dan keluarga yang ditinggalkan mendapatkan ketabahan dan kesabaran.

No comments:

Post a Comment