Saturday, May 24, 2014

Tuhan Tahu tapi menunggu* # The Power of Dream

Yume yang artinya Impian

*Kutipan dalam novel karya Leo Tolstoy

Dalam perjalananku meraih impian aku tahu akan menjumpai kesulitan dan mengalami kegagalan, namun aku tak suka membuang waktuku menyalahkan orang lain, keadaan yang serba kekurangan atau bahkan Tuhan. Sungguh, kita tak bisa menilai kuasa dan keadilanNya melalui standar manusia. Bila aku tak bisa mendapatkan apa yang kuinginkan, Tuhan pasti telah memberikan apa yang kuperlukan. Yang kulakukan hanya berhenti sejenak dalam perjalananku, berdiam diri dalam keheningan, menerima segalanya dan melihat kembali apa yang telah kukerjakan. Kita tak akan pernah dapat melihat dan mengakui kesalahan bila ego kita masih terlalu tinggi. Berusaha rendah hati dengan diri sendiri dan di hadapan Tuhan, menyadari kekurangan diri. 

Hidup itu untuk kuperjuangkan, bukan kupertanyakan. Aku tak perlu bertanya mengapa aku diberi kesulitan, kemiskinan, kebodohan dan kegagalan. Aku hanya perlu meminta kepadaNya, agar ditunjukkan cara mengatasinya.
Yang kuminta selalu agar aku diberi sedikit kesabaran, sedikit saja agar kuat menghadapinya.
Tuhanlah Yang Maha Tahu yang terbaik dan hanya kepadaNya lah tempat kita meminta.

Dream - Believe - Make it happen.
Beberapa orang kutahu takut bermimpi. Padahal dengan memiliki impian lah keimanan kita akan diuji karena di dalamnya mengandung keyakinan dan kepercayaan kita akan kuasaNya. Ada Iman dalam Impian.
Separuh orang takut bermimpi karena takut gagal. Sebagian lagi takut bermimpi karena takut ditertawakan. Mengapa hidup kita harus bergantung kepada manusia lain bila Allah telah cukup sebagai sebaik-baik penolong kita?

Adakalanya kita memang diuji dengan kegagalan dan kesulitan, namun kuyakin Tuhan Yang Maha Tahu itu tengah menungguku seberapa tangguh aku memperjuangkan impian-impianku.
Kalau saja aku menyerah pada bullying senior di kantor, barangkali aku tak akan pernah menerima beasiswa dari perusahaan tempatku bekerja dan tak akan pernah menginjakkan kaki di negeri impianku, Jepang.
Kalau saja aku malas dan enggan belajar, atasanku tak akan pernah melihat potensiku yang lain.
Kalau saja aku tak punya sikap diri yang baik, aku tak akan bisa bertahan dengan bullying itu.

Aku akhirnya menyadari sedang dipersiapkan oleh Tuhan untuk meraih apa yang kuimpikan. Barangkali di dunia ini ada sejumlah orang yang tak perlu merasakan begitu banyak kesulitan dalam meraih impiannya. Namun tahukah kamu..betapa langit cerah akan semakin bermakna seusai kita mengalami hujan badai yang begitu kelam dan bagai tanpa harapan?.
Kamu tahu apa yang kurasakan? ketika aku satu pesawat dengan presiden direktur tempatku bekerja ( walau beda kelas karena beliau di business class dan aku di kelas ekonomi? ) It`s amazing. Rasanya aku tidak percaya, itu untuk pertama kalinya aku naik pesawat Garuda, diantar oleh presdir menuju perusahaan tempatku belajar. Meski hanya short course tapi aku sangat bersyukur. Impianku tergapai. Ketika aku menginjakkan kaki di bandara Internasional Narita Tokyo, aku tahu, aku merasa sedang berada di rumah kedua.

Aku ingat seorang teman yang keluarganya bertubi-tubi dihadapi begitu banyak masalah sejak orang tuanya dituduh korupsi dan dipaksa mengakui perbuatan yang tak dilakukannya. Terpaksa harus hidup dengan kemiskinan namun terhormat. Bapaknya memilih mengundurkan diri ketimbang pasang badan melindungi koruptor itu dan berjualan sayur di pasar, menghidupi ke 4 anaknya. Berkat kejujuran dan kesabarannya, kini putra ketiga, temanku itu, telah lulus S3 dan bekerja di Jepang. 
Jadi ingat pada saat dia kuliah S2 di Jepang, aku bertemu dengannya  di kota Ashikaga, dia tertawa riang menyambutku dan berkata " Dear Soulmate aku tahu kita hidup dalam impian yang sangat besar dan akhirnya dipertemukan oleh impian itu disini"

Yume..artinya impian. Bersamanya kujaga Iman, dan Harapan. 
Jangan pernah takut bermimpi karena Tuhan akan menjaga impianmu selama kamu mau berusaha menjaga Imanmu.

No comments:

Post a Comment