Saturday, June 3, 2017

#Day21, Berpakaian tapi kok telanjang?

Akhir-akhir ini aku merasa resah. Bukan karena pekerjaan kantor yang menumpuk yang terpaksa membuatku pulang malam. Itu sudah biasa. Namun beberapa malam ini ada yang berbeda.
Setiap kali aku keluar dari halaman kantor, aku merasa ada yang mengikuti. Dari balik kaca spion aku melihat seorang pria mengendarai motor besar mengikutiku.

Insting membuatku berbelok mencari jalan besar yang ramai. Biasanya setiap pulang kantor aku memilih jalan pintas agar lebih cepat dan menghindari macet. Namun jalan pintas tersebut harus melewati perkebunan tebu. Sepanjang jalan kiri kanan hanyalah tanaman tebu yang mulai merimbun. Penerangan jalan pun remang-remang.

Hal ini kuceritakan pada sahabatku, Reina keesokan harinya.

“Mungkin ada baiknya kamu kurangi pulang malam, kalau memang bisa bawa pulang kerjaan dan dikerjakan di rumah”, saran Reina.

“Tapi aku lebih suka mengerjakan di kantor, segala fasilitas ada, internet dan network files yang sangat aku butuhkan”.

“Semalam kamu pulang jam berapa ?”, tanya Reina lagi.

“Masih jam 8 sih,”jawabku.

“Sepertinya pria itu tahu sekali jam pulang ngantormu, coba usahakan pulang lebih sore, mungkin pria itu belum ada di pinggir jalan”.

Aku mematuhi saran Reina. Jam 5.30 sore aku pulang kantor dan pria itu memang tidak ada mengikutiku lagi. 

Namun beberapa hari kemudian aku harus terpaksa pulang malam lagi.

Pria itu muncul lagi, batinku saat melirik ke kaca spion. Sebenarnya aku bisa saja berhenti dan berteriak minta tolong namun aku takut. Lagi pula pria itu belum tentu berniat jahat.

Aku lalu menghentikan motorku di sebuah kedai kopi. Lalu memesan dan duduk di lantai 2. Pemandangan malam yang mengesankan, dek kafe yang terbuka membuatku dapat melihat bintang dan bulan. Sepoi angin membelai rambutku.

Tak di duga, pria tersebut juga masuk ke kedai dan memilih tempat duduk tak jauh dariku. Aku dapat memandang wajahnya dengan jelas yang sebelumnya tertutup helm teropong.

Ketika aku sedang memandang wajahnya, pria yang sebelumnya sibuk dengan gadgetnya mendongakkan kepala dan melihatku. Lalu tersenyum.

Paginya, aku cerita pada Reina. Dia mendengarkannya dengan tenang.

“Dan kamu masih pakai rok pendek dan baju press body?”, tanya Reina. Aku tertunduk

“Runa, salah satu fungsi pakaian adalah untuk menutup aurat,bila auratmu tertutup sempurna insyaallah, Allah akan melindungimu dari bahaya, seperti menarik perhatian lawan jenis yang ingin berbuat jahat denganmu”.

Rasulullah pernah bersabda dalam salah satu hadistnya :

Setiap wanita yang menanggalkan pakaiannya di luar rumah, maka Allah akan merobek tirai pelindungnya (HR Ahmad)

Aurat wanita adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Karena itu wajib hukumnya bagi wanita mengikuti syariat dengan mengenakan pakaian tertutup meski sedang bekerja.

Reina adalah salah seorang teman kerjaku yang telah mengenakan hijab. Sejauh ini atasan tidak pernah mempermasalahkan. Reina menunjukkan produktifitas dan efisiensi kerja bahkan diatas rata-rata kebanyakan pekerja.

“Usahakan memakai pakaian panjang dan tidak ketat, Runa”.

“Bila masih belum bisa mengenakan hijab lebar, setidaknya kulot lebar atau berbahan jeans yang lembut dan longgar dan tidak membentuk siluet tubuh”, tambahnya lagi.

Rasulullah SAW juga  bersabda :

“Ada dua golongan penduduk neraka yang belum pernah aku melihat keduanya, kaum yang membawa cemeti seperti seekor sapi untuk mencambuk manusia dan perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, cenderung kepada kemaksiatan dan membuat orang lain juga cenderung kepada kemaksiatan. Kepala-kepala mereka seperti punuk-punuk onta yang berlenggak-lenggok. Mereka tidak masuk surga dan tidak mencium bau wanginya. Padahal bau wangi surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian waktu (jarak jauh sekali).” (HR Muslim).

“Berpakaian tetapi seperti telanjang?, Apa maksudnya, Rei?”.

Reina menjelaskan, kalau pakaiannya ketat membentuk tubuh lalu apa yang ditutupinya ? Dada, pinggul dan lain-lain menonjol. Lalu memakai pakaian panjang namun menerawang tipis memperlihatkan lekuk tubuh, terus apa yang mau ditutup coba?

“Iya juga sih”.

Lalu memakai pakaian panjang, tidak menerawang dan tidak tipis namun bau parfumnya bisa tercium hingga beberapa meter? Padahal bau parfum yang harum memberikan efek menyenangkan otak yang akhirnya dapat membuat laki-laki bukan mahram yang menciumnya akan tertarik pada si pemakai parfum bahkan membayangkan hal-hal yang mendekati zina.

Seperti yang dipaparkan oleh ahli syaraf dr. Fritz Sumantri Usman Sp.S, FINS

"Jadi kalau kita mencium wewangian yang masuk ke dalam hidung, itu diteruskan ke ujung syaraf untuk menangkap rangsangan yang dikaitkan ke amygdala untuk menangkap fungsi penciuman. Amygdala ini adalah bagian dari otak yang berhubungan dengan emosi dan memori,"  

Dokter ahli tersebut juga mengatakan bahwa wewangian dengan aroma harum terbukti dapat menimbulkan kesan pada seseorang. Meskipun  jika tidak ada keterikatan dengan seseorang atau momen tertentu, akan sulit untuk mengasosiasikannya, namun kita tidak pernah tahu orang yang mencium bau wangi kita memang pernah punya kenangan atau keinginan terhadap kita. 

Ada baiknya tetap dihindari menggunakan wewangian yang baunya menyengat. Minimal bau wangi tersebut hanya kita yang dapat membauinya atau seseorang yang berada di dekat kita saja.

Aku mengangguk mengerti. Jadi selama ini aku sudah berpakaian namun telanjang? Hiyy ngeri.

2 comments:

  1. Di bawah ini juga adalah sedikit penjelasan Togel Singapura untuk membantu anda mendapatkan kemenangan bermain Togel
    Togel Singapura

    ReplyDelete
  2. Di bawah ini juga adalah sedikit penjelasan Togel Singapura untuk membantu anda mendapatkan kemenangan bermain Togel
    Togel Singapura

    ReplyDelete