Saturday, June 3, 2017

#Day23, Salah persepsi tentang hijab

Cita-cita tertinggi manusia seharusnya bukan hanya sukses di dunia, namun yang lebih penting adalah sukses di akhirat. Salah satu indikasinya adalah mati khusnul khotimah atau mati dalam kondisi beriman.

Mati dalam khusnul khotimah merupakan sebuah kondisi dimana seorang mukmin diberi taufiq oleh Allah sebelum datangnya kematian agar meninggalkan segala perbuatan yang dapat mendatangkan murka Allah Azza wa Jalla, serta bersemangat melakukan ketaatan dan mengerjakan berbagai kebaikan yang pada akhirnya kemudian dia menutup usianya dengan kebaikan.

Kita tidak pernah tahu kapan ajal akan menjemput, karena itu berlomba-lomba lah melakukan kebaikan dan mentaati perintahNya serta meninggalkan laranganNya.

Sebuah hadits Anas bin Malik yang diriwayatkan Imam Ahmad yang menunjukkan tentang khusnul khotimah pada seorang hamba, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda;

ذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدٍ خَيْرًا اسْتَعْمَلَهُ قَالُوا وَكَيْفَ يَسْتَعْمِلُهُ قَالَ يُوَفِّقُهُ لِعَمَلٍ صَالِحٍ قَبْلَ مَوْتِهِ

“Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan membuatnya beramal.” Para sahabat bertanya; “Bagaimana membuatnya beramal?” beliau menjawab: “Allah akan memberikan taufiq padanya untuk melaksanakan amal shalih sebelum dia meninggal.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Mungkin di masa kita masih muda masih suka mengumbar aurat, memakai pakaian minim dan dandanan yang menarik agar dapat memikat lawan jenis lalu bergaul dengan bebas, maka di saat kita diberikan kesempatan untuk bertaubat dan panjang umur sebaiknya kita manfaatkan untuk memperbaiki diri.

Mengapa kita masih menunda memakai hijab secara permanen, diantaranya adalah karena kesalahan persepsi untuk hijab dan jilbab itu sendiri.

Beberapa diantara kesalahan persepsi tersebut antara lain :

1. Hijab dan jilbab hanya digunakan untuk kegiatan keagamaan saja.
Lihatlah pada bulan Ramadhan, berbondong – bondong orang memborong dan memakai hijab. Niatnya karena ini adalah bulan Ramadhan dimana ibadah ke masjid atau acara berbuka bersama sering dilakukan. Ceramah agama dan pengajian pun relatif lebih sering di adakan sehingga pesertanya dihimbau memakai pakaian yang menutup aurat dari kepala hingga kaki. Anak sekolah pun pada hari tertentu diwajibkan memakai busana muslim padahal dibulan lain tidak. Inilah yang menyebabkan orang berpikiran bahwa hijab dan jilbab hanya dikenakan pada perayaan keagamaan saja.
Padahal dalam surat berikut ini disebutkan :
Wahai Nabi,! katakanlah kepada istri-istrimu , anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka .” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun Maha Penyayang”. (QS Al Ahzab ayat 59)
Jadi hijab harus dikenakan setiap saat selama kita berada diantara orang-orang yang bukan mahram.

2. Hijab itu kuno dan tidak modis.
Persepsi berikutnya adalah pakaian hijab itu kuno dan tidak modis. Padahal seiring dengan perkembangan zaman, hijab dapat dimodifikasi model dan kelengkapannya asal tidak menyalahi aturan syar’I seperti tidak tipis menerawang, ketat membentuk tubuh dan lain-lain. Bahkan busana muslimah hasil desain muslimah Indonesia mulai terkenal ke luar negeri hingga diadakannya acara Fashion Muslimah di London sekitar tanggal 18 hingga 19 February 2017. Di sana diperlihatkan busana muslimah dengan warna lembut dan model sesuai syar’i. Jadi siapa bilang pakai hijab terlihat kuno ?
Untuk itu Anda harus pandai memadupadankan warna dan model pakaian, serta menyesuaikan dengan warna kulit dan postur tubuh apakah tinggi langsing, kurus, gemuk, pendek dan lain-lain.

3. Ekstrim dan identik dengan terorisme
Apa yang terlintas di benak Anda saat melihat wanita berhijab lebar, bercadar dan berwarna hitam ? Apakah Anda berpikir dia termasuk aliran Islam Radikal ? Kesalahan persepsi ini sering di blow up oleh media sehingga oknum yang melakukan terorisme memakai hijab seperti yang diceritakan di atas. Atau tak jarang pemakai hijab meski tidak selebar mereka namun berbeda dari kebanyakan seringkali dicap radikal.

4. Takut tidak istiqomah
Banyak yang berpendapat, nanti saja pakai jilbab kalau hati sudah mantap, sementara ini masih suka ragu untuk menutup aurat dengan lebih baik. Padahal dengan bersegera menutup aurat akan membuat hati makin mantap dan menghindarkan kita dari melakukan perbuatan yang tidak baik.

5. Jilbab adalah tradisi Arab
Banyak pula yang berargumen bahwa jilbab adalah tradisi Arab yang tidak wajib kita ikuti, padahal jelas-jelas sudah disebutkan dalam kitab suci Al Qur’an bahwa memakai jilbab dan hijab wajib hukumnya bagi wanita yang sudah akil baligh. Al Qur’an juga tidak menyebutkan model yang harus digunakan, dapat disesuaikan dengan mode pakaian daerah setempat asal sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Bahkan hijab sebenarnya telah dikenakan jauh sebelum ada agama Islam. Hijab telah dikenakan oleh bangsa Yunani, Romawi maupun Arab yang tujuannya untuk memuliakan dan menghormati para wanita dan untuk menjaga runtuhnya norma agama, sosial dan peradaban. 

6. Topeng kecacatan dan kekurangan
Bahkan ada yang mengasumsikan bahwa mereka yang memakai pakaian tertutup sebenarnya sedang menutupi kekurangan fisiknya, seperti kulit belang, rambut yang tipis dan rontok dan lain-lain. Padahal hal tersebut tidak sepenuhnya benar meski ada beberapa mereka yang mengenakan hijab karena alasan di atas. 

7. Perintah berhijab hanya untuk para istri nabi.
Dalam surat Al Ahzab memang disebutkan diawal bahwa perintah berhijab diutamakan untuk para istri nabi karena mereka adalah panutan bagi wanita lain, jadi berhijab bukan hanya untuk istri nabi. Pada kalimat selanjutnya kemudian diikuti dengan istri-istri orang mukmin yang maksudnya adalah seluruh muslimah baik yang telah menikah maupun belum.

Wahai Nabi,! katakanlah kepada istri-isttrimu , anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka .” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun Maha Penyayang”. (QS Al Ahzab ayat 59)

Jadi jangan tunda lagi berhijabmu , semoga Allah SWT memampukan dan menyegerakanmu berhijab sesuai syariat.


No comments:

Post a Comment