Thursday, April 13, 2017

#Day4, Ibu pekerja dan ibu yang tinggal di rumah, baik mana?

https://ikriyu.files.wordpress.com
Antara ibu pekerja dan ibu di rumah sebenarnya tidak jauh berbeda, keduanya sama-sama bekerja. Dewasa ini jarang ada kok ibu di rumah saja atau mengurus rumah saja, kalaupun ada ya tidak terlalu banyak yang murni ibu di rumah saja tanpa bekerja. Kelihatannya sih cuma di rumah tapi ngurusin bisnis online, cieehhh...

Waktu itu sempat ada perdebatan, baik mana ibu bekerja dan tidak?. 

Ah, sebenarnya tidak perlu diperdebatkan karena kita belum tentu paham prioritas hidup seseorang. Ada istri yang harus tetap bekerja di luar rumah karena perekonomian keluarga yang belum mencukupi. Masih ada banyak tanggungan yang harus dilunasi dan belum cukup bila hanya mengandalkan gaji suami saja. Sebaliknya ada istri yang lebih suka mengurus rumah dan anak sebab gaji suami telah mencukupi atau bila tidak, dapat membuka bisnis sendiri di rumah.

Ibu yang berbisnis di rumah kelihatannya sih bisa mengatur jadwal kerja sendiri, bisa bekerja kapan saja tidak terikat waktu seperti pekerja kantoran. Padahal bila  punya bisnis online, bisa-bisa waktu bekerjanya justru lebih panjang daripada ibu pekerja yang rata-rata from 7 to 5. Malam hari masih harus menjawabi pertanyaan dan orderan pelanggan, pagi hari menge-chek notifikasi dan siang follow up orderan. Masih harus pontang-panting mengurusi rumah pula.  

Bagi ibu pekerja seperti saya, jelas masih ada hal-hal yang harus dibereskan sebelum benar-benar mengundurkan diri dari dunia kerja. Selain membutuhkan gajinya, juga masih ingin mengaktualisasikan diri. Dunia bekerja memungkinkan saya untuk mendapatkan lebih banyak teman dan relasi yang dapat digunakan nanti saat akan memulai bisnis sendiri di rumah pada masa pensiun atau bila sudah bosan dengan boss dan pekerjaan haha...

Sebagai ibu bekerja, saya belajar me-manage waktu dan perasaan. Segala urusan rumah di pagi hari harus dapat diselesaikan, seperti menyiapkan sarapan untuk anak dan suami, membersihkan rumah sekedarnya karena siang hari ada pembantu yang dapat melakukannya. Pulang kerja membagi waktu untuk keluarga, mengajari anak, mengantar les dan me time. Harus mampu me-manage perasaan saat timbul rasa bersalah karena telah meninggalkan anak selama 9 jam sehari untuk bekerja dar senin hingga sabtu. Menekan rasa khawatir saat meninggalkan anak yang sedang sakit di rumah dengan pengawasan pembantu meski saya tetap menelepon atau pulang saat jam istirahat makan siang lalu kembali lagi bekerja.

Saya tak mengatakan bahwa ibu di rumah relatif lebih mudah dan santai daripada ibu yang juga bekerja. Sebab saat pembantu libur, saya juga merasakan penatnya mengurus rumah sendirian sekaligus bekerja. Tekanan pekerjaan di kantor sekaligus kondisi rumah yang berantakan kadang membuat saya melepaskan emosi dan kelelahan pada anak dan suami. Untunglah anak dan suami cukup mengerti dan sesekali memberikan kelonggaran bagi saya untuk memiliki me time sendiri, membaca buku, menulis  atau bahkan tidur seharian di hari minggu hehe...

Idealnya seorang ibu memang harus di rumah sepanjang hari karena pendidikan anak jauh lebih penting. Anak juga butuh lebih diperhatikan agar tidak merasa diabaikan. Dan suami bisa betah di rumah hehe...Tapi wanita bekerja juga tidak sepenuhnya salah. Setiap anak akan menjawab dengan berbeda saat ditanya lebih suka ibunya bekerja atau di rumah. Ada yang lebih suka ibunya di rumah karena ada yang memperhatikan, namun adapula yang tak keberatan ibunya pekerja karena bisa mendapat uang jajan lebih dari gaji ibu dan meskipun sang ibu bekerja, ibu masih berkomunikasi lewat telepon atau whatsapp.

Kalau kamu ditanya, lebih suka ibumu di rumah saja atau bekerja, kamu memilih yang mana ?

No comments:

Post a Comment