Tuesday, April 18, 2017

#Day8, Ya Allah, Mudahkanlah Hijrahku

Terkadang tak mudah bagi kita untuk berubah. Kita terlalu takut dengan akibatnya, dengan konsekuensinya. Ingin rasanya kita menanti hingga siap, namun sampai kapan ? Padahal umur yang bertambah ini menandakan berkurangnya jatah usia di dunia. Tak ada jaminan besok kita masih hidup, sementara kita bisa menunda berhijab.

Ya Allah, mudahkanlah proses hijrahku. Mungkin tak adil bila aku hanya ingin kemudahan tanpa mencicipi kesulitan. 

Kemudahan akan selalu beriringan dengan kesulitan, karena itulah yang akan membuat kita mensyukuri setiap kemudahan yang kita dapatkan dalam menjalani hidup. Tapi yakinkanlah aku Ya Allah, bahwa ini jalanMu yang terbaik untukku.

Berikan aku kekuatan agar mampu menghadapi segala kesulitan, sebagaimana janjiMu :

“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.”
“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan”. (QS. Al Insyirah : 5-6)

Pilihan berhijab kadang cukup menakutkanku. Aku takut tak mendapatkan pekerjaan yang kunginkan, aku takut dijauhi teman-teman yang selama ini sudah bersamaku dalam suka dan duka. Aku takut keluarga menjauhiku karena merasa malu dan keberatan saat mengetahui aku memilih untuh hijrah memakai hijab. Aku takut tak mendapatkan jodoh karena para lelaki akan menjauhiku, menghindariku. Hijabku, barangkali akan menjadi penghalang mereka melamarku.

Hanya satu dari sekian banyak sahabatku yang mendukungku berhijab. Katanya,” Hijab akan menjagamu dari pergaulan bebas dan pandangan mata laki-laki yang berniat kurang baik padamu”.

Tapi selama aku tak berhijab, tak ada satupun laki-laki yang berniat menyakitiku atau menggangguku. Memang, sesekali ada yang bersuit nakal menggodaku, namun tak lebih dari itu. Jadi haruskah aku memakai hijab selama aku masih bisa menjaga pergaulanku meski tanpa memakai jilbab ?

Tak perlu takut tak akan mendapatkan pekerjaan karena berhijab. Salah seorang temanku memang pernah ditolak bekerja di sebuah instansi karena memakai hijab. Meski sempat kecewa, namun akhirnya dia mendapatkan pekerjaan meski di tempat yang tidak ia inginkan. Di situ, ia bertemu jodohnya dan tak lama kemudian mereka menikah. Rejeki Allah sudah tentukan, jangan pernah ragu untuk berhijrah menjadi muslimah yang lebih baik, itu katanya.

Ya Allah, betapa sulitnya aku yang ingin berhijrah. Aku takut tak lagi dapat bersenang-senang, menikmati travelling kala liburan, bepergian bersama teman-teman. Tapi salah seorang sahabatku, malah dengan bangga memperlihatkan fotonya saat backpacker-an ke Jepang. Berfoto memakai hijab bersama beberapa orang Jepang yang ditemuinya.

Hijab tak akan menghalangimu melakukan kesenangan asal sesuai syar’i. Hijab yang kamu kenakan akan mengingatkanmu untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama. Meski berfoto bersama, ia tak pernah berpose terlalu dekat dengan teman laki-laki atau pose lain yang heboh yang biasa dilakukan oleh rombongan wisatawan saat travelling. Ia tetap nampak santun dan tersenyum ramah dalam fotonya. Bahkan pada saat makan, salah seorang warga Jepang yang ia temui mengatakan bahwa makanan yang akan dia beli mengandung babi, jadi tidak boleh dimakan muslim. Untunglah, karena semakin bertambahnya jumlah mualaf di Jepang dan pengetahuan mereka bahwa seorang muslim tidak boleh mengkonsumsi alkohol dan babi membuatnya ingat untuk melarangmu makan sesuatu yang diharamkan oleh Islam.

Ya Allah, berikan aku kemudahan untuk melaksanakan segala tuntunanMu, agar ridho dan keberkahan dari Mu senantiasa ada dalam kehidupanku, di dunia maupun di akhirat nanti.

Jangan takut untuk berhijrah, sahabat, begitu tulisnya dalam email. 



No comments:

Post a Comment